Sri Lanka menangguhkan pengiriman tenaga kerjanya ke Libya di tengah tak menentu di negara tersebut.
Jurubicara Biro Ketenagakerjaan Luar Negeri Sri Lanka, Mangala Randeniya mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil beberapa langkah untuk memulangkan 20 warga negara Sri Lanka yang bekerja di Libya.
"Sekitar 20 warga Sri Lanka bekerja secara legal di Libya dan mereka akan diterbangkan kembali ke Sri Lanka sesegera mungkin," kata Randeniya, seperti dikabarkan Global Times hari ini (Rabu, 23/4).
Randeniya menambahkan, berdasarkan saran yang diberikan oleh Kementerian Promosi Tenaga Kerja Luar Negeri dan Kesejahteraan Sri Lanka, keputusan juga telah diambil untuk menangguhkan pengiriman warga negara Sri Lanka ke Libya untuk bekerja.
"Menteri Promosi Tenaga Kerja Luar Negeri dan Kesejahteraan Srilanka Dilan Perera telah mengeluarkan instruksi untuk menangguhkan pengiriman warga Sri Lanka untuk bekerja di Libya sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Randeniya.
Randeniya menambahkan, masyarakat telah disarankan untuk tidak melakukan pembayaran untuk mendapat pekerjaan di Libya sampai situasi di negara itu membaik.
Penangguhan ini terjadi setelah kasus pembunuhan dan penculikan yang menargetkan politisi, pejabat keamanan dan anggota keluarga mereka telah meningkat di Libya saat pemerintahnya berusaha menindak kelompok-kelompok bersenjata.
Baru-baru ini, sebuah konvoi diplomatik Yordania di Tripoli diserang dan duta besar Yordania di Libya diculik.
[wid]