Berita

foto:net

Hukum

Bekas Dirut Sudah Prediksi Century akan Ambruk

SENIN, 21 APRIL 2014 | 12:25 WIB | LAPORAN:

Mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Century, Hermanus Hasan Muslim menyatakan bahwa Century sudah bermasalah sejak dilebur dari Bank CIC. Adapun tiga bank yang melalui proses peleburan yakni, Bank Danpac, Bank Piko, dan Bank CIC menjadi Bank Century.

Menurutnya, permasalahan Bank CIC terletak pada Surat-Surat Berharga (SSB). SSB Bank CIC sulit dijual di pasar uang bila dalam keadaan krisis dan butuh dana mendadak.

"Setelah saya masuk, ada laporan direktur treasury di Bank ini (Century) ada warisan SSB sejak 2001 dan 2002 tapi tidak liquid (cair) dan tidak bisa dijual di pasar uang. Sehingga kalau butuh dana tiba-tiba enggak bisa dijual. SSB-nya juga unik dan tidak seperti Sertifikat Bank Indonesia," kata Hasan saat bersaksi dalam sidang lanjutan Terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (21/4).


Memang, diakui Hasan, nilai SSB Bank Century sangat besar yakni sekitar 224,6 juta dolar AS atau setara Rp 2 triliun. Walau begitu, dia masih merasa khawatir jika nantinya Century kesulitan modal dan tidak memiliki jaminan. Jika itu terjadi kemungkinan Century langsung ditutup oleh Bank Indonesia.

Nah, dia melanjutkan, hal itulah yang menyebabkan Century ambruk. Tahun 2008 atau tepatnya saat krisis ekonomi terjadi, para deposan besar baik perorangan maupun korporasi berlomba-lomba menarik simpanan mereka di bank yang saat ini bernama Bank Mutiara.

"Sehingga mengakibatkan situasi rush. Karena tuntutan penarikan uang tinggi, Bank Century pun kesulitan modal untuk mengembalikan dana nasabah," terang dia.

Saat itu, sambung Hasan, ada dua pemegang saham pengendali Bank Century, yakni Rafat Ali Rizfi dan Hisyam Al Waraq, sempat memberikan jaminan modal sebesar USD 220 juta di Bank Dresdner, Jerman, sebagai pengganti jaminan SSB. Dia juga mengaku berkali-kali mendesak Rafat dan Hisyam menyelesaikan permasalahan itu, dengan cara menekannya melalui Perjanjian Komitmen (Letter Of Commitment) antara direksi, pemegang saham pengendali, dan Bank Indonesia.

"Kami dari direksi juga bahu-membahu mencari tambahan modal di pasar uang, tapi sampai kalah kliring pada 2008 masalah SSB tidak terselesaikan," tandasnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya