Berita

ilustrasi, Kelas Ambruk

On The Spot

Atap Kelas Ambruk, Siswa Terpaksa Gantian Belajar

Melihat Ruang Darurat SD Negeri Malaka Sari
SENIN, 21 APRIL 2014 | 10:07 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

“Kelasku Istanaku.” Semboyan itu dipasang di pintu masuk ruang kelas 6 SD Negeri Malaka Sari 14 Pagi. Di ruang ini kelas ini seharusnya Dimas dan kawan-kawan belajar mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional (UN) sebentar lagi.

Namun kenyataannya, kondisi ruang kelas tempat mereka belajar tak bisa dianggap seperti istana. Jauh dari layak, bahkan kelas itu kini tak bisa digunakan lagi. Atapnya runtuh. Genting-genting menimpa plafon. Langit-langit dari tripleks itu pun jebol. Sinar matahari menerobos mengangga dari lubang itu.

Pecahan genting berserakan, mengotori lantai keramik putih. Selain atapnya jebol, kondisi ruangan ini juga memprihatinkan. Cat kuning krem yang melapisi dinding mengelupas di sana-sini. Kusen jendela keropos di makan usia.

Kaca-kaca nako jendela hilang atau pecah akibat tertimpa reruntuhan atap.
Meja-meja belajar dari kayu digeser ke sisi kelas yang atapnya tak jebol. Begitu juga bangku-bangkunya. Bangku-bangku ditaruh di atas meja. Kelas itu tampak kotor.

Lemari kayu warna cokelat ditempatkan di muka kelas. Pintunya dipasang gembok. Bangku kayu diletakkan di bawah papan tulis. Diatasnya ditaruh tumpukan buku pelajaran. Kondisinya lusuh. Begitu dengan gambar-gambar tokoh pahlawan yang dipajang di dinding kelas.

“Dulu ruangan ini adalah ruangan kelas kami,” ujar Dimas. Bocah berkaca mata dan bertubuh kurus bermain bersama temannya di sekolah setelah jam belajar berakhir.

“Kalau hujan turun, airnya langsung masuk ke dalam dan ruangan banjir,” ujar Dimas ketika melihat ruang kelas 6 bersama temannya. Pintu ruang kelas itu tak dikunci.

Bocah menceritakan, kondisi kelasnya sudah tak layak sejak liburan lalu. Namun masih ditempati. Beberapa waktu lalu, atapnya jebol. Ruang kelas ini pun jadi sama sekali tak bisa dipakai.

“Kami sudah tak bisa belajar di sini. Pas masuk sekolah ternyata ruangan sudah jebol begini. Pada rusak semua,” ujar Gusti, teman sekelas Dimas. 

Lalu di mana Dimas dan kawan-kawan belajar? Siswa kelas 6 yang akan menghadapi ujian nasional Mei nanti itu bergantian menggunakan ruang kelas yang masih layak.

Berdempetan dengan ruang kelas 6 terdapat ruang belajar untuk siswa kelas 5. Ternyata kondisinya tak jauh berbeda. Lubang besar juga mengangga di langit-langitnya. Atap kelas ini ambruk. Meja dan bangku digeser ke sisi kelas yang atapnya masih utuh. Bangku-bangku ditumpuk terbalik di atas meja.

Nasib siswa kelas 5 sama seperti kakak kelas mereka. Juga bergantian belajar di ruangan yang masih utuh.

SD Negeri Malaka Sari 14 Pagi terletak di Jalan Malaka III RT 08 RW 06 Perumnas Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Sekolah ini terdiri dari tiga bangunan yang berbentuk L.

Dari modelnya, bangunan sekolah dibangun antar tahun tujuh puluhan hingga delapan puluhan. Ini bisa diketahui dari bentuk kusen-kusen jendelanya yang khas. Kusen jendela model nako itu memanjang ke atas dengan lubang-lubang ventilasi yang banyak.

Pintu ruangan ujung bangunan di sebelah kanan sekolah ini tampak terbuka lebar. Di dalamnya terlibat beberapa orang bercakap-cakap. Para guru yang selesai mengajar itu berkumpul di ruang kepala sekolah.

Sekolah itu sudah sepi. Beberapa siswa kembali ke sekolah untuk bermain. Mereka telah pulang ke rumahnya masing-masing dan ganti baju.

Perbincangan para guru di ruang kepala sekolah itu tak jauh dari ambruknya atap kelas 5 dan 6. Kepala Sekolah Isti Faiyah mengatakan, pihaknya sudah melaporkan peristiwa ambruknya atap kedua kelas.

Bahkan, kata dia, jauh-jauh hari dia sudah melaporkan kondisi beberapa ruang di sekolah yang dianggap sudah tak layak. Ia mengkhawatirkan bakal ambruk.

Isti mengungkapkan, sekolah ini pernah diperbaiki pada 2001 lalu. Namun hanya sebatas kerusakan ringan. Selama belasan tahun setelah itu tak pernah ada lagi perbaikan.

“Sejak dua tahun lalu, saya sudah lapor dan juga sampaikan ke Sudin (Suku Dinas Pendidikan) Jakarta Timur mengenai kondisi gedung sekolah ini. Saya rutin melaporkan,” ujarnya.

Lalu apa tanggapan Sudin? Menurut Isti, usulan perbaikan sekolah ini tak termasuk prioritas. “Katanya, usulan itu sudah sempat berada pada peringkat lima, sebab ada skala prioritas. Eh setelah itu tidak ada lagi,” ujarnya.

Kekhawatiran Isti menjadi kenyataan. Atap dua kelas keburu ambruk sebelum sempat diperbaiki. Sejak tersiar kabar atap kelas ambruk, barulah para pejabat terkait meninjau. Mulai dari lurah, camat, pejabat Sudin Pendidikan Jakarta Timur hingga Dinas Pendidikan Pemprop DKI.

“Ya cuma mau lihat kebenarannya apa benar roboh dan tak bisa dipergunakan. Soal janji akan segera diperbaiki atau langsung ada tindakan ya belum tahu. Ke saya juga tidak disampaikan akan segera diperbaiki,” papar Isti.

“Sejak ambrol ya dua kelas itu tak bisa dipergunakan. Kami juga waswas dengan kondisi bangunan sekolah ini. Tentu ini sangat mengganggu proses belajar mengajar ini. Kami berharap segera ada perbaikan yang lebih baik,” harap Isti.

Kalau Sudah Diperbaiki, Murid Tidak Was-was Lagi

Sebanyak 30 siswa kelas 5 dan 40 siswa kelas 6 kini belajar di ruang kelas 1 dan kelas 2. Siswa yang kedua kelasnya belajar pada siang hari.

“Jadi jadwalnya menjadi dua, ada yang masuk pagi dan ada yang belajar siang. Seharusnya ya pagi saja semuanya,” ujar Kepala SD Negeri Malaka Sari 14 Pagi, Isti Faiyah.

Di tengah terbatasnya ruang kelas itu, siswa kelas 6 perlu mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional. Rencananya, ujian nasional digelar pada 19 sampai 26 Mei.

Lantaran dua kelas tak bisa dipakai, siswa kelas 6 tak bisa mengikuti ujian nasional di sekolah ini. Isti mengatakan telah menghubungi dua sekolah terdekat.
“Paling yang bisa kami lakukan ya menumpang di sekolah lain. Mau diungsikan ke SD 01 dan SD 04,” ujar Isti. Namun itu pun tergantung kapasitas kedua sekolah.

Dia berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan terhadap sekolah ini. “Kalau sudah diperbaiki, anak-anak murid bisa belajar tenang dan nyaman. Tidak waswas kelas bakal ambrol,” ujarnya.

Empat Kali Usulan Perbaikan Ditolak

Kepala SDN 14 Malaka Sari, Isti Faiyah menyebutkan sudah berulang kali mengajukan permohonan rehabilitasi bangunan sekolah ini.

“Kita sudah empat kali mengajukan usulan rehab berat namun selalu dicoret.

Padahal awalnya masuk skala prioritas. Malah sekolah lain yang kondisinya bagus, sudah direhab duluan. Pusing juga kalau dibiarkan begini, kasihan pelajarnya,” ujar Isti.

Namun permohonan itu selalu ditolak. Mengapa? Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur, Nasrudin mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti permohonan itu.

Ia pun memasukkan usul perbaikan kelas berat untuk sekolah itu ke  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada 6 Februari 2014. Perbaikan SD Malaka Sari 14 Pagi lalu dicatat dalam agenda 649. Ditempatkan dalam prioritas kelima.

Namun, pengajuan anggaran itu dicoret pihak DPRD.  “Kami berharap agar sekolah ini direhab berat karena kondisinya memprihatinkan. Ternyata, saat ini tidak masuk dalam anggaran 2014 lagi,” ujarnya.

Nasruddin tak tahu alasan Dewan mencoret anggaran itu. “Rencananya akan kami usulkan pada APBD perubahan 2014,” ujar Nasrudin.

Tembok Roboh Diterjang Banjir


Awal Tahun 2014, masih di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, kegiatan belajar mengajar pun mengalami kendala karena sekolah terendam banjir, yang diperparah karena adanya pengerjaan saluran oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta di sekitar wilayah sekolah.

Lantaran ada perbaikan saluran air yang dilakukan Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Timur, selain sempat terendam tembok pagar SDN 08 Duren Sawit sepanjang 50 meter roboh. Runtuhnya pagar lantaran genangan setinggi 1 meter yang terus terjadi sehingga menyebabkan tembok tak kuat menahan air.

Tak hanya itu tembok SMPN 202 Duren Sawit juga ambruk sepanjang 40 meter. Beruntung dalam musibah yang terjadi pada Sabtu (18/1/2014) sekitar pukul 01.00 WIB tak terdapat korban.

Ketua RW 16 Duren Sawit, Kokon Sukanda, mengatakan, tembok sepanjang 40 meter milik SDN Duren Sawit 08 roboh terjadi saat banjir. Menurutnya saat itu ketinggian air di Jalan Rawa Domba sekitar 1 meter. Sementara debit air juga sangat deras, hingga akhirnya tembok berwarna hijau itu tak mampu menahan derasnya air.

“Warga sudah pada terlelap tidur tapi dikejutkan suara gemuruh kencang sekali. Semula kita tak tahu suara itu bersumber darimana, tapi setelah keluar ternyata tembok sekolah sudah ambruk,” ujar Kokon Sukanda, Januari lalu.

Menurutnya, bila menimbulkan kesusahan warga, lebih baik tak usah ada perbaikan saluran air. Pasalnya, beberapa waktu lalu sebagian warga juga telah melakukan aksi demo atas kondisi yang terjadi.

“Sebelum saluran diperbaiki, air memang tergenang tapi dua jam kemudian surut. Sekarang bisa sampai dua hari baru surut,” katanya.

Kasudin Pendidikan Dasar Jakarta Timur, Nasrudin, mengatakan, pihaknya meminta pada Sudin PU Tata Air Jakarta Timur agar memperbaiki tembok tersebut. Sebab pemicu ambruknya tembok akibat banjir. Terlebih banjir juga karena saluran air tak berfungsi normal.

“Namun kalau tak ada tindak lanjut ya terpaksa kami mengajukan usulan untuk perbaikan. Menggunakan dana APBD 2014, jika tak disetujui maka kita usulkan ke APBD Perubahan 2014,” kata Nasrudin.

Kondisi yang sama juga terjadi pada SMPN 202 Duren Sawit. Dimana tembok sepanjang 40 meter itu ambruk diterjang banjir. Tembok yang memiliki ketinggian dua meter itu juga tak mampu menahan derasnya debit air di saluran air yang ada di depan sekolah tersebut. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon Barat Daya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 16:05

Prabowo Disarankan Perbesar Anggaran Pertahanan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:59

Lampaui Target, Peserta Pameran TEI ke-39 Tembus 1.460 Exhibitor

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:57

Khofifah Kuatkan Kehidupan Beragama Lewat Pesantren

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:49

Bikin Bingung Pemilih, Trump dan Istri Beda Pandangan Soal Aborsi

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:46

Tampung Keluhan Hakim, DPR Pertimbangkan Revisi UU Kehakiman

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:40

Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:34

Perdana, Wakil Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Laos

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:26

Harga Pangan Bervariasi: Beras Turun, Minyak Goreng Naik

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:25

Bikin Ngeri, Timnas Jepang Panggil 22 Pemain di Eropa

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:24

Selengkapnya