Setelah pemilihan umum legislatif pada Rabu (9/4) lalu, pembicaraan siapa yang akan maju pada pemilihan umum presiden Juli mendatang menjadi salah satu topik paling hangat dalam pekan ini. Setiap hari media senantiasa memunculkan wacana kalkulasi pasangan capres cawapres dalam berbagai versi.
Berdasarkan penelusuran Indonesia Indicator (I2), dalam sehari pemberitaan mengenai pasangan capres cawapres mencapai rata-rata 1016 berita dari 292 media online aktif di Indonesia sejak tanggal 10-17 April. Dalam penelusuran itu terungkap, ada tiga figur capres yang memiliki ekspos tertinggi di media massa. Yaitu, Capres PDIP Joko Widodo, Capres Gerindra Prabowo Subianto, dan Capres Golkar Aburizal Bakrie.
12 adalah lembaga riset berbasis piranti lunak artificial intelligence (AI) untuk menganalisis indikasi politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping). Penelusuran media dilakukan secara real time, 24 x 7 x 365, dengan cakupan 292 media online nasional dan daerah dalam kurun waktu 10-17 April 2014 pukul 22.00 wib. Metode pengumpulan dilakukan oleh perangkat lunak crawler (robot) secara otomatis dengan analisis berbasis AI, semantik, dan text mining.
12 juga memotret siapa calon wakil presiden yang paling banyak dibicarakan untuk mendampingi ketiga tokoh tersebut. Untuk Jokowi, Jusuf Kalla menjadi sosok yang banyak disebut sebagai pasangan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Pasangan Jokowi dan JK mendapat ekspose di media sebanyak 4.756 berita sejak 10 April 2014," jelas Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang, dalam keterangan persnya (Jumat, 18/4).
Ekspos tersebut mengalahkan berbagai figur yang ditelusuri dalam pemberitaan pencapresan Jokowi. Yakni Hatta Rajasa, Mahfud MD, Moeldoko, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Akbar Tanjung, Ryamizard Ryacudu, Pramono Edhie, dan belakangan menyusul Abraham Samad.
"Data I2 menunjukkan ada tiga nama yang memiliki eksposure tertinggi yakni: Jusuf Kalla (37%), Mahfud MD (22%) dan Hatta Rajasa (17%). Sedangkan nama yang lainnya hanya memiliki ekposure di bawah 7%," bebernya.
Di sisi lain, secara ekpos pribadi JK sudah unggul. Media juga menambahkan berbagai analisis dari sisi kualitatif, seperti lebih diterima oleh investor, memiliki pengalaman internasional, serta memiliki kepedulian terhadap HAM. Meski di antaranya melayangkan pesimisme karena pasangan dapat memunculkan kekhawatiran “matahari kembarâ€.
Pada Prabowo, sambung Rustika, Hatta Rajasa menempati nama paling populer dibicarakan media sebagai cawapres. Jumlah pemberitaan pada pasangan Prabowo relatif tidak banyak, yakni 1695 berita. Bisa jadi memang Prabowo melakukan pendekatannya secara diam-diam, tidak dalam sorot media, alias koalisi senyap.
"Meski demikian, media tetap memberitakan keterkaitan Gerindra dengan partai yang dianggap cocok berkoalisi. Berikut ini nama yang marak diberitakan dikaitkan sebagai cawapres Prabowo: Hatta Rajasa, Mahfud MD, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan Ahmad Heryawan," ungkapnya.
Kendati kepada media massa Hatta Rajasa mengatakan tidak perlu gaduh soal animo penyandingannya dengan Prabowo, telusuran media memperlihatkan Hatta Rajasa memiliki ekspos tertinggi (35%) dalam setiap pemberitaan pencapresan Prabowo. Dukungan Hatta untuk mendampingi Prabowo sangat kuat dari beberapa pengamat dan kalangan internal Gerindra. Salah satu indikasi kuatnya dukungan terhadap duet ini yakni dihembuskannya akronim “Prabowo Berjasa†dan “Prajasaâ€.
"Media juga memberikan porsi sebesar 23% pada Mahfud MD sebagai figur yang layak untuk dipinang Prabowo. Meskipun tidak sekuat Mahfud, Dahlan Iskan dipandang cukup pantas untuk dilirik Prabowo. Ia menempati ekspos sebesar 21%," ungkap Rustika.
Sementara dari data pencapresan Aburizal Bakrie, Wiranto muncul sebagai figur dengan ekspos tertinggi (28%) yang berpeluang mendampingi ARB. Prosentase ini muncul dari 1.362 pemberitaan mengenai pencapresan Aburizal Bakrie, lengkap dengan gangguan internal partainya. Gejala ini menarik dikarenakan Wiranto merupakan satu-satunya figur yang relatif jarang disebut dan dihubungkan dengan pencapresan Jokowi dan Prabowo.
"Nama terbesar lain yang muncul sebagai calon cawapres Aburizal Bakrie adalah Hatta Rajasa dan Mahfud. Dua nama ini mendapat porsi sebanyak 23% dan 22%," imbuh mantan wartawan ini.
Dari ketiga pasangan itu (Jokowi-Jusuf Kalla, Prabowo- Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie-Wiranto), ekspos pasangan Jokowi-JK mendapat porsi terbesar. "Temuan juga menunjukkan bahwa dengan siapapun Jokowi dipasangkan dalam kontestasi pilpres, pasangan ini lebih banyak dibicarakan dibandingkan pasangan capres lainnya," tandasnya.
Terkait Pilpres ini, Koordinator Rumah Kebangsaan yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Komaruddin Hidayat menjelaskan, popularitas tokoh sangat menentukan, berbeda dari pileg yang pada umumnya rakyat pemilih tidak tahu kualitas calonnya. "Dalam Pilpres pilihan rakyat lebih karena pertimbangan pribadi calon, ketimbang afiliasi parpol, meskipun mesin parpol tetap punya pengaruh.â€
[zul]