Berita

syahganda nainggolan

Lawan Rezim SBY, Megawati-Prabowo harus Kembali Koalisi

SENIN, 14 APRIL 2014 | 17:38 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disarankan untuk membatalkan pencapresan Joko Widodo. Karena Gubernur DKI Jakarta itu sudah terbukti tidak berhasil mengangkat suara partai berlambang kepala banteng tersebut  dalam pemilihan legislatif kemarin.

Menurut Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke-Circle Syahganda Nainggolan, Megawati sebaiknya mempertahankan eksistensi PDIP dengan berkoalisi kembali bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal ini untuk mengimbangi rezim SBY yang terbukti masih mempunya dukungan signifikan.

Rezim SBY yang dimaksud Syahganda adalah partai-partai yang menyokong pemerintah saat ini.


"Itu hanya bisa dilawan dengan Mega-Pro (Megawati-Prabowo). Kalau tidak memungkinkan Mega-Pro karena Prabowo elektabilitasnya sudah lebih tinggi (dibanding Mega), bisa Prabowo-Puan Maharani," beber Syahganda dalam diskusi "Suksesi Kepemimpinan Nasional di Tengah Capres Bermasalah" yang digelar Himpunan Aktivis Mahasiswa Universitas Nasional  (Hamas) di gedung Juang, Jakarta, (Senin, 14/4).

Sebagai partai oposisi, kedua partai itu harus berkoalisi. Masyarakat justru akan bingung kalau masing-masing PDIP dan Gerindra menggandeng figur-figur dari rezim SBY.

"Selama ini meng menghantam SBY sebagai neolib, tapi tiba-tiba pasangannya Prabowo dengan Hatta (Rajasa), yang orang SBY atau Jokowi dengan Surya Paloh. Padahal, dia (Surya Paloh) jelas Soehartoisme. Jadi nilai apa yang akan diwariskan Megawati. Padahal selama ini menggaungkan kemandiran, kedaulatan, yang tidak terlalu pro barat. Makanya, harus dengan Prabowo, bukan Surya Paloh," tandas Syahganda.

Bagaimana kalau  Prabowo dengan Prananda, yang juga anak Mega?

"Prananda itu tokoh besar di belakakng layar PDIP. Dia tidak dikena publikl. Puan lebih dikenal. Sebaiknya Prabowo-Puan Maharani untuk kemenangan bersama oposisi melawan rezim SBY," jawab Syahganda. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya