Berita

foto:net

Hukum

Dewan Gubernur BI Minta Matrik Penilaian Century Dihapus

SENIN, 14 APRIL 2014 | 15:44 WIB | LAPORAN:

Dewan Gubernur Bank Indonesia meminta matrik penilaian dampak sistemik Bank Century dihapus. Mereka khawatir hasil data matrik justru tidak menunjang analisis dampak sistemik yang akan dilaporkan ke Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Begitu dikatakan bekas Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan (DPNP) BI, Halim Alamsyah saat bersaksi dalam sidang lanjutan Terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (14/4).

"Dewan Gubernur tidak sepakat dengan tabel (matrik) itu dan diminta cabut seluruhnya," beber Halim.


Menurutnya, permintaan DG BI kepada DPNP guna membuat analisis dampak sistemik Bank Century sendiri disampaikan pada rapat 13 November 2008 silam.

"Kami melakukan kajian misalnya kondisi memburuk. Analisis dampak penularan dari satu bank ke bank lain," jelas dia.

Dia membeberkan dalam melakukan penilaian dampak sistemik ada empat aspek yang diukur. Aspek-aspek itu adalah aspek keterkaitan lembaga keuangan, keterkaitan pasar keuangan, keterkaitan infrastruktur keuangan dan keterkaitan sektor riil.

"Secara umum tabel menunjukkan Century bank yang kecil," terang dia.

Dia menerangkan, dalam RDG tertanggal 19 November 2008 analisa dampak sistemik century telah dipresentasikan. Setelah itu, analisa kemudian dilampirkan pada rapat lanjutan di esok harinya.

"Pada waktu itu rapat DG mengatakan dampak sistemik kurang menonjol dan saya diminta membuat penyempurnaan. Alasannya karena tidak menunjang analisis berdampak sistemik," terang dia.

Kata Halim, saat itu aspek psikologis pasar dilakukan untuk mengakomodir keinginan DG BI. Aspek ini diperhitungkan atas nota kesepahaman antara bank sentral dengan kementerian keuangan di negara Eropa yang mendasarkan analisis dampak sistemik berdasarkan aspek kualititatif. Nah, permintaan agar matrik penilaian dihapus juga disampaikan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom.

"Itu harus dicabut kalau tidak nanti jadi ramai," jelas dia menceritakan omongan Miranda.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya