Partai Golkar diyakini akan tetap masuk pemerintahan mendatang walaupun bukan keluar sebagai pemenang. Pasalnya, sejarah partai berlambang beringin itu sejak masa Orde Baru sampai saat ini tidak pernah berada di luar pemerintahan.
"Sejak era Orde Baru dulu, partai ini selalu menjadi penguasa. Pada era reformasi juga masih dalam kondisi sama. Siapapun presidennya, Golkar selalu berada dalam koalisi," jelas pengamat politik LIPI, Firman Noor, Selasa (8/4).
Untuk pemerintahan periode 2014-2019, tidak menutup kemungkinan Golkar akan berkoalisi dengan PDIP. Karena partai berlambang kepala banteng itu memiliki elektabilitas tertinggi berdasarkan survei.
Koalisi kedua partai itu sangat mungkin terjadi pada Pilpres 2014 ini mengingat figur Golkar, seperti Akbar Tanjung pernah membangun koalisi bersama PDIP dalam koalisi kebangsaan.
Sementara PDIP jika menjadi partai penguasa perlu berkoalisi dengan Golkar untuk melanggengkan kekuasaan. Ketika koalisi ini tercipta, lembaga eksekutif dan legislatif akan berjalan beriringan.
Pengguna media sosial juga menyoroti kemungkinan koalisi ini. A Muhammaf Thawaf, lewat akun Twitternya, @santrinusa, menyatakan PDIP itu berteman dengan Golkar sejak Orde Baru. Kader Golkar juga ada yang berpindah ke PDIP. Menurutnya, koalisi keduanya sangat mungkin terjadi, meski keputusan koalisi ada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.
Sementara itu, Wakil Sekjen PDIP, Eriko Sotarduga, menjelaskan pihaknya selalu berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan banyak pihak, termasuk Golkar. "Hanya mengenai kerjasama atau koalisi, pembicaraan secara khusus setelah pileg nanti," tandasnya.
[zul]