Berita

Bendera Nasdem

On The Spot

Bendera Nasdem Masih Nangkring Di Atas Pohon

Masa Tenang, Atribut Parpol Belum Diturunkan 
SELASA, 08 APRIL 2014 | 09:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sejak 6 April, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan masa tenang. Di masa ini, partai politik (parpol), calon anggota legislatif (caleg) maupun calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sudah tak diperbolehkan melakukan kampanye. Semua atribut kampanye pun harus dibersihkan.

Apakah peserta pemilu sudah menurunkan atributnya yang dipasang di area publik? Rakyat Merdeka mencoba menelusuri jalan-jalan di ibukota. Di mulai dari Jalan Daan Mogot yang menjadi penghubung wilayah Kota Tangerang dengan DKI Jakarta.

Di pagar-pagar pemisah jalan menuju Jakarta maupun ke Tangerang, tidak nampak bendera-bendera parpol dan caleg. Begitu juga di kawasan publik Terminal Kalideres yang pada masa kampanye lalu riuh dengan bendera dan baliho caleg, kini sudah bersih.

Namun, menuju fly over Cengkareng, Jakarta Barat, tampak bendera Partai Nasional Demokrat (Nasdem) masih terpasang. Jumlahnya memang tidak banyak. Hanya tiga buah. Ukurannya cukup besar, sekitar 2x1,5 meter.

Bendera pertama, berada di atas pohon setinggi empat meter, yang disambung lagi dengan bambu sepanjang 5 meter. Dipasang tinggi menjulang, bendera parpol besutan Surya Paloh ini berkibar-kibar diterpa angin.

Tidak jauh dari bendera pertama itu, terdapat sebuah jembatan penyeberangan umum (JPO) yang terkoneksi dengan halte bus Transjakarta di tengah jalan. Jembatan itu, bersih dari atribut parpol. Hanya sisa-sisa tali yang bergelantungan terlihat.

Tepat di sisi kiri halte Cengkareng, nampak seorang pria memakai kaos berkerah putih yang terlihat serius berkomunikasi menggunakan telepon. Sedikit terdengar, pembicaraan mengarah kepada atribut kampanye partai yang belum diturunkan di area itu. Sayang, saat Rakyat Merdeka mencoba menghampiri, pria itu lekas berlalu.

Wati terlihat duduk di halte tersebut. Dia sedang menunggu angkutan umum ke arah Grogol, Jakarta Barat. Kesaksiannya, sejak kemarin, daerah di dekat flyover itu sudah terlihat bersih. Namun, hanya beberapa bendera yang masih bertahan.
“Iya sekarang sudah agak bersih. Bagusan begini,” ujar Wati.

Dari halte tersebut, juga nampak dua bendera Nasdem serupa di atas billboard kosong. Posisinya dipasang sangat tinggi. Untuk billboard-nya saja diperkirakan setinggi 25 meter, dua kali tinggi flyover. Di bagian atasnya, terdapat dua bendera Nasdem yang kokoh berkibar meski diterpa angin kencang.

Mengapa atribut ini belum diturunkan? Dikontak Rakyat Merdeka kemarin, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan tidak menampik ada beberapa atribut kampanye partainya yang masih mejeng di jalan-jalan ibukota. Termasuk di flyover Cengkareng. “Filosofinya, di hari H (9 April) sudah bersih dari atribut,” ujar Ferry.

Dijelaskan Ferry, pihaknya sudah optimal dalam menurunkan atribut Partai Nasdem pasca kampanye. Instruksi untuk membersihkan atribut sudah disampaikan kepada seluruh pengurus partai di pusat maupun wilayah.

“Kami harapkan semua jajaran di seluruh wilayah untuk melakukan pencopotan atribut partai secepatnya,” katanya.

Ferry menuturkan, dirinya ikut turun tangan membersihkan atribut di Yogyakarta setelah masa kampanye berakhir.

Dia berdalih, atribut-atribut yang belum diturunkan karena dipasang di tempat yang sangat tinggi. Seperti di Cengkareng itu, sehingga kader partainya sulit menurunkannya.

Ferry meminta bantuan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).  â€Dulu saja saat kampanye atribut kita banyak diturunin. Sekarang, kemana?” katanya.

Rakyat Merdeka melanjutkan perjalanan ke dalam kota. Hingga fly over Grogol, tidak nampak satu pun atribut parpol. Begitupun di kawasan perbelanjaan Roxy. Menelusuri Jalan Wahin Hasyim, juga bersih dari embel-embel parpol.

Menuju Gajah Mada, berputar menelusuri Jalan Juanda, di area Stasiun Juanda juga tak terlihat atribut parpol. Kemudian melewati kawasan Pasar Baru menuju Lapangan Banteng, juga telah bersih.

Rakyat Merdeka kemudian menuju ke arah Terminal Pasar Senen. Saat kampanye terbuka, area itu menjadi primadona parpol untuk menaruh atribut. Namun, sudah bersih. Tersisa beberapa kayu penyangga bendera saja di jalan-jalan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso menemu- kan, di masa tenang masih banyak atribut yang belum diturunkan partai politik. Bila tak juga ada yang menurunkan, pihaknya yang akan bergerak.

“Bendera partai masih banyak yang belum diambil. Jadi mulai pukul 00.00 nanti malam (hari ini) Satpol PP  bergerak lagi. Kan ada surat dari Badan Pengawas Pemilu yang memberikan waktu untuk partai politik untuk menurunkan bendera masing-masing dari pukul 5.00 kemarin pagi (Minggu) sampai pukul 00.00 semalam,” kata Kukuh di Balai Kota Jakarta, kemarin.

Bawaslu tidak memberikan tenggat waktu kepada Satpol PP DKI Jakarta sampai kapan bendera parpol dan atribut parpol itu harus diturunkan. Namun, Bawaslu meminta ketika hari pencoblosan tak ada bendera parpol yang masih terpasang.
“Dari Bawaslu tidak ada tenggang waktu. Pokoknya Satpol dikasih tugas untuk membersihkan atribut paprol dari pukul 00.00 semalam,” ujar Kukuh.

Bawaslu: Sehari Sebelum Nyoblos Sudah Bersih

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meminta parpol menurunkan atributnya yang masih bertebaran di muka umum pada masa tenang ini.

“Atribut kampanye paling lambat besok (hari ini) sudah harus bersih. Kami harap peserta turunkan sendiri atributnya, tapi kalau masih ada besok kami turunkan paksa,” kata Anggota Bawaslu Pusat, Daniel Zuchron kemarin.

Jika atribut-atribut itu masih bertengger, Bawaslu bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang akan menurunkannya.

Seharusnya, lanjut Daniel, atribut yang telah terpasang cukup lama mulai dari masa kampanye terbatas langsung ditertibkan setelah masa kampanye berakhir. Menurut dia, jika parpol yang mencopotinya, atribut itu bisa disimpan. Dan, bisa dipakai lagi jika hajatan parpol.

Dengan masih ditemukannya atribut parpol di sejumlah jalan dan fasilitas umum, Daniel menyatakan, jajarannya akan bertindak mecopotnya. Pasalnya, sesuai aturan pelaksanaan pemilu, satu hari sebelum pemungutan suara atau pada masa tenang, bebas dari aktivitas kampanye. Termasuk bebas dari atribut kampanye.

“Ini memang masih sangat banyak, terutama di daerah-daerah. Besok (hari ini) kami akan berkoordinasi, antara panwas dan pemda untuk mencabut semua atribut itu,” kata  Daniel.

Selain atribut, Daniel juga meminta peserta dan lembaga penyiaran tidak lagi menayangkan iklan kampanye. Media elektronik akan kena getahnya jika tetap menyiarkan iklan itu di masa tenang.

Bawaslu dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), katanya, akan melapor kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kemkominfo diminta untuk mencabut izin lembaga penyiaran itu.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah juga mengimbau, partai politik dan calon anggota legislatifnya di semua tingkatan juga calon DPD, untuk berperan aktif menurunkan sendiri atribut dan alat peraga yang masih terlihat di ruang publik.

“KPU berharap parpol dan caleg menurunkan atribut secara sukarela. Ini juga untuk menghindari aktivitas kampanye di luar jadwal yang berakibat pidana. KPU juga mengimbau iklan kampanye di media distop,” ujar Ferry di kantor KPU, Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, menurut jadwal, kampanye rapat umum terbuka sudah berakhir pada 5 April 2014. Terhitung 6 sampai 8 April, adalah masa tenang. Tidak boleh ada lagi kampanye dalam bentuk apapun dan lewat media mana pun, baik alat peraga dan iklan televisi.

Spanduk Di Dalam Gang Juga Dicopot

Saat masa kampanye, peserta pemilu berlomba-lomba memasang atribut di tempat-tempat strategis. Tujuannya agar bisa mudah dilihat dan dipilih masyarakat.

Di Kota Tangerang, hampir semua pohon menjadi tempat pemasangan atribut peserta pemilu. Divisi Pengawasan Panwaslu Kota Tangerang Agus Muslim, menemukan banyak atribut yang dipasang di pohon tinggi.

“Paling banyak di Jalan Hasyim Ashari dan Benteng Betawi (Kota Tangerang),” ujar Agus kepada Rakyat Merdeka.

Yang merepotkan, ketika hendak membersihkannya. Apalagi, sejumlah peserta pemilu tak menurunkannya pada masa tenang. â€Rata-rata (atribut) dipasang di pohon-pohon dan tinggi-tinggi jadi harus pakai alat,” katanya.

Dalam membersihkan atribut itu, Agus menjelaskan, Panwaslu bekerja sama dengan Satpol PP Kota Tangerang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Polres Metro Tangerang. Operasi sudah dimulai pukul 00.00 hari Minggu.

Mulai 6 hingga 8 April ditetapkan sebagai masa tenang. Semua peserta tak diperbolehkan lagi melakukan kampanye dalam belum apapun. Baik lewat pemasangan alat peraga di tempat-tempat umum maupun beriklan di lembaga penyiaran dan media cetak.

Agus menuturkan, pihaknya kesulitan ketika hendak menurunkan atribut yang dipasang di pohon. Pasalnya, atribut diikat dengan kawat maupun ada yang dipaku.

“Ribuan alat peraga kampanye sudah kami turunkan mulai dari alat peraga banner yang ada di pohon-pohon, di gang-gang pemukiman warga, maupun di jalan protokol,” ungkapnya.

“Hari ini (Senin), hari kedua penertiban alat peraga kampanye yang masih terus dilakukan oleh petugas,” tambahnya, sembari menyatakan, hari ini (Selasa) adalah terakhir dilakukan penertiban alat peraga kampanye di Kota Tangerang.

“Mudah-mudahan di masa tenang kampanye caleg alat peraga seluruhnya yang masih menempel di pohon-pohon atau di gang-gang permukiman warga tidak terlihat lagi,” harapnya.

Ketua Bawaslu Provinsi Banten Pramono U Tantowi mengatakan, pihaknya sudah meminta seluruh jajaran pengawas di kabupaten/kota berkoordinasi dengan aparat pemerintah untuk membersihkan atribut kampanye.

“Mulai hari ini (Minggu) secara serentak dilaksanakan di semua wilayah Provinsi Banten. Tidak ada toleransi, semua alat peraga kita rekomendasikan kepada aparat Pemda dalam hal ini Pol PP untuk diturunkan,” kata Pramono.

“Kami meminta seluruh pengawas Pemilu untuk memastikan tidak ada lagi alat peraga kampanye yang terpasang. Kepada warga masyarakat (diminta) untuk menginformasikan jika masih ada alat peraga yang terpasang di jalur jalan protokol atau lokasi lainnya,” pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon Barat Daya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 16:05

Prabowo Disarankan Perbesar Anggaran Pertahanan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:59

Lampaui Target, Peserta Pameran TEI ke-39 Tembus 1.460 Exhibitor

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:57

Khofifah Kuatkan Kehidupan Beragama Lewat Pesantren

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:49

Bikin Bingung Pemilih, Trump dan Istri Beda Pandangan Soal Aborsi

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:46

Tampung Keluhan Hakim, DPR Pertimbangkan Revisi UU Kehakiman

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:40

Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:34

Perdana, Wakil Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Laos

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:26

Harga Pangan Bervariasi: Beras Turun, Minyak Goreng Naik

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:25

Bikin Ngeri, Timnas Jepang Panggil 22 Pemain di Eropa

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:24

Selengkapnya