Berita

hatta taliwang

Pemilu 2014 Tidak akan Bisa Membawa Perubahan

MINGGU, 06 APRIL 2014 | 09:53 WIB | OLEH: M. HATTA TALIWANG

SEKIAN kali Pemilu, apakah ada gunanya?

Mari kita renungkan!

1. Sepuluh tahun SBY berkuasa mayoritas rakyat tetap miskin. Lebih kurang 110 juta orang hidup dibawah pendapatan 2(dua) dollar USD.


2. Kesenjangan makin meningkat (Indeks Gini makin besar:0,43). Contoh: Puluhan orang bisa punya kekayaan ribuan triliun. Bukan semata karena mereka pintar berusaha tapi karena negara (pemerintah) tidak membuat kebijakan yang benar dan adil. Penguasa bersekutu dengan sindikat dan mafia, tanpa kontrol dari wakil rakyat, karena partai oligarkhi bersekutu juga dengan mafia/sindikat.

3. Yang berubah nasibnya cuma segelintir orang (sebagian pengurus partai, wakil rakyat, sebagian birokrat korup, pengusaha mafia/sindikat). Juga mereka yang kecipratan dari bisnis bisnis gelap(calo/agen narkoba, penyeludupan, penjualan manusia, agen mafia tanah, dan lain-lain).

4. Kekayaan alam Indonesia makin diobral ke asing hingga negara rugi puluhan ribu triliun tiap tahun. Indosia semakin terjajah.

5. Utang negara makin menumpuk. Selama SBY berkuasa utang negara bertambah 56% dari seluruh utang yang dibuat semua Presiden. Utang negara sudah lebih kurang 2.400 trilun. Belum termasuk hutang swasta 1000-an trilun.

Pemilu sekarang tidak akan ada yang menang telak. Ujung-ujungnya mereka akan buat Setgab/Oligarkhi lagi. Bersekongkol lagi. Anda percaya akan ada perubahan?

"Meski ada 100 Jokowi muncul, perubahan akan sulit dilakukan. Anda tidak bisa lagi gunakan jamu, tapi harus melakukan operasi bedah yang agresif untuk sembuhkn Indonesia. Kelumpuhan politik akan brlanjut karena memiliki sistim politik yang tidak cocok untuk masyarakat yang berbeda-beda dan berada dalam wilayah kepulauan" (Bilveer Singh, Kompas 17/1/14).

Tapi bagi yang masih percaya dengan sistem ini tentu hak Anda. Monggo saja. Kami tidak bermaksud menghalangi. Hanya sekedar mengajak merenung. Salam [***]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya