Tahun depan, warga Bandarlampung akan menggelar pemilihan Walikota (Pilwako).
Kalau tidak ada aral melintang, bursa calon walikota dan calon wakil walikota di kota berjuluk Tapis Berseri ini akan disemarakkan dengan majunya dua pasangan dari kombinasi akademisi dan aktivis perempuan yakni Maruli Hendra Utama dan Novellia Yulistin. Pasangan ini bakal maju lewat jalur independen.
Maruli saat ini tercatat sebagai dosen FISIP Universitas Lampung (Unila) dan tengah mengikuti disertasi di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Sedangkan Novellia Yulistin, dikenal sebagai aktivis perempuan. Novel, sapaan Novellia, selama ini dikenal gigih memperjuangkan kaum lemah seperti petani dan masyarakat miskin dalam menuntut keadilan.
Bahkan Novel dikenal sebagai sosok yang tak kenal rasa takut dalam melaksanakan tugas mulianya itu. Panas terik tak dirasakannya ketika dia turun ke jalan melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah yang tak populis.
Tubuhnya yang mungil pernah menghitam terbakar matahari ketika dia bersama aktivis Partai Rakyat Demokrasi (PRD) mendampingi aksi jalan kaki petani Jambi dan Lampung ke Jakarta.
Lantas apa yang mendorong ibu dua anak ini maju sebagai calwako Bandarlampung?"Saya terpanggil untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat miskin," katanya beralasan dalam perbincangan dengan
Rakyat Merdeka Online, Kamis (3/4).
Banyak peristiwa miris dari kehidupan masyarakat miskin yang disaksikan mantan Ketua Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Lampung ini secara langsung. Hati Novel teriris ketika di Bandarlampung, yang dikenal sebagai kota besar dari republik ini ternyata masih ada rumah warga miskin yang berdiri di atas tumpukan sampah.
Hatinya pun pilu ketika mendengar ada pasien miskin yang dibuang oleh pihak rumah sakit hanya karena tak memiliki uang untuk membayar biaya pengobatan. Rasa keadilan dirinya pun terusik ketika banyak warga miskin yang berstatus pengangguran dicap sebagai preman kampung.
"Kalau berhasil memenangi pilwako, Novel berjanji akan membuat terobosan-terobosan dalam bidang kesehatan dan ekonomi kerakyatan, memperbaiki pola transportasi umum, dan ruang terbuka hijau. Rencana besarnya adalah mengakomodir kelompok pekerja, buruh, petani dan nelayan untuk sejahtera," kata putri Wanmauli, Ketua Lembaga Adat Megou Pak Tulang Bawang ini.
Menurut dia, perjuangan yang dilakukan bersama rakyat selama ini tidak bisa diselesaikan secara maksimal karena dirinya bukan pemegang hak kuasa keputusan. Pemegang hak keputusan ujarnya adalah kepala daerah.
Sikap Novel maju pada Pilwako Bandarlampung itu juga untuk memberikan pembelajaran politik kepada rakyat miskin bahwa sebagai rakyat miskin juga punya hak untuk maju untuk memimpin.
Untuk mewujudkan mimpinya itu, kini Novellia Yulistin mulai bergerilya mencari dukungan.
"Doakan ya," kata Novel.
[wid]