Banyak cara yang dilakukan politisi, terutama caleg, yang hendak bertarung dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum (pemilu). Salah satunya, dengan mengunjungi sejumlah makam untuk meminta petunjuk atau kekuatan dari roh-roh orang meninggal agar sang caleg dan lolos dalam Pemilu.
Percaya tak percaya, para poÂlitisi yang meyakini penÂdeÂkatan klenik banyak yang berkunjung ke temÂpat-tempat yang dianggap keÂraÂmat untuk meminta bantuan agar menang dalam pileg.
Pesta demokrasi memilih calon leÂgislatif dan senator tinggal deÂlapan hari lagi. Pada 9 April 2014, rakyat Indonesia dapat memilih langsung calon wakil rakyatnya. TiÂdak hanya turun kampanye atau blusukan, para pencari jabÂaÂtan politik itu pun tak lupa berÂziarah ke ‘makam keramat’.
Salah satu makam kramat yang kerap disambangi calon wakil rakÂyat adalah Makam Syekh TuÂbagus Zakaria di kaÂwasan BatuÂceÂper, Kota TangeÂrang, Banten. Terletak di Jalan Sempati RT 04/02 Kelurahan Batujaya, makam tokoh agama yang disebut sebaÂgai salah satu pendiri Kota TaÂngeÂrang itu, merupakan salah satu spot faÂvorit peziarah politik dan masÂyarakat umum.
Menjelang sore hari, Achmad Syaidu, juru kunci atau kuncen di MaÂkam Syekh Tubagus Zakaria daÂtang ke lokasi maÂkam. Jarak makam haÂnya kuÂrang dari 100 meter dari keÂdiaÂmÂannya. DengÂan menaiki sepeda, tidak butuh wakÂtu lama tiba di lokasi.
Sepeda diparkir di pelataran deÂÂpan makam. Achmad datang mengenakan kemeja dan celana jeans. Dia mengaku standby di area makam menjelang sore. SeÂleÂpas shalat Ashar, biasanya para peziarah satu per satu datang.
“Kebanyakan malam hari. SoÂre-sore biasanya ibu-ibu hingga anak muda. Nah ramainya malam hari, dari pengusaha, kiayi, samÂpai tim sukses (calon legislatif) pada datang,†ujar Achmad beÂgitu membuka pintu dan meÂnguÂcapÂkan salam saat memasuki ruang depan makam.
Pemantauan
Rakyat Merdeka, di ruangan depan itu seperti temÂpat registrasi para peziarah. Di seÂbuah meja kecil terdapat buku tamu. Di ruangan berukuran 4x4 meter itu, peÂziarah duduk lesehÂan sambil diÂtaÂnya tujuannya menÂdatangi makam.
Di tempat itu, biasanya para peziarah meÂlaÂpor dahulu kepada kuncen seÂbeÂlum memasuki makam yang beÂraÂda di ruangan belakang.
Buku tamu diisi, para peziarah dapat memasuki ruang makam yang berada di belakang. Setiap peÂziarah yang datang selalu diÂbeÂrikan wejangan oleh Achmad.
“Bila terjadi perubahan atau keÂÂberhasilan, kesaktian itu daÂtangÂnya dari Allah,†katanya semÂbari memegang sebuah tongÂkat kayu kecil seukuran 45 cm.
Diceritakan Achmad, mereka yang datang bisa dipandu berÂdoa melalui dirinya. Untuk itu, dia berÂÂtanya dulu kepada sang tamu mengapa datang berziaÂrah. NaÂmun, kebanyakan para peziarah hanya mengaku daÂtang niat murÂni berziarah. HaÂnya sedikit yang jujur mengÂincar jabatan politik.
Mereka yang terang-terangan bertekad mendapatkan jabatan politik, akan dibacakan hizib ayat kursi, air zam-zam dan diÂberikan batu cincin untuk pegaÂngan para calon pejabat politik.
Bahkan, dia mengaku terÂkejut karena mereka yang daÂtang naik mobil meÂwah seperti Mercy.
“Banyak yang nggak ngaku mau nyaleg. Saya nanya juga nggak enak. Tapi yang minta batu juga banyak. Bawa batu sendiri juga bisa,†terangnya.
Memasuki tahun 2014, lanjut Achmad, para peziarah ke maÂkam kramat mulai menjamur. HamÂpir setiap malam kecuali hari Selasa dan Sabtu, lima hingÂga delapan rombongan peziarah daÂtang. “Selasa dan Sabtu ibaÂratnya nggak ada (kurang khaÂsiatÂnya),†tambahnya.
Percaya tidak percaya, selama tiga tahun menjadi kuncen, AchÂmad mengklaim tidak sedikit meÂreka yang telah berziarah kemÂbali datang karena hajatnya terkabul. Misalnya, diberikan kesembuhan dari penyakit, hingÂga mendapat jaÂbatan politik.
“Adalah jabatan politik, lurah hingga RT-RW juga datang. PaÂdahal, makam kramat ini baÂnyak yang nggak tahu. Tapi beÂlaÂkaÂngan ini ramai. Mungkin juga kaÂrena mau pemilu,†ujarÂnya menduga.
Para peziarah yang berdoa unÂtuk maksud baik (tertentu) diÂteÂrangkannya memiliki waktu riÂtual selama 41 hari. Jika dihitung mundur dengan jadwal Pemilu 2014 yang jatuh pada 9 April 2014. Para peziarah mulai menÂjamur di penghujung Februari.
Azan Ashar berkumandang. BeÂnar seperti yang dikatakan Achmad, peziaÂrah mulai berdaÂtangan. Sore kemarin, yang daÂtang bukan politisi atau penguÂsaha, melainkan ibu-ibu. Ditanya apa tujuanÂnya, ibu-ibu itu pun meÂmasuki area makam yang berada di baÂgian dalam.
Rakyat Merdeka diizinkan sang kuncen memasuki area makam. Ruangan berukuran 4x4 meter itu beraroma dupa kental terasa. Di tengah ruangan berlantai keÂramik putih itu, terdapat sebuah makam yang terlindungi terali besi dan diselimuti kain putih.
Kuburannya tak terlalu besar, ukuran standar, sekitar 1x2 meter. Makam nisan pun tidak terlalu megah. Berkeramik hitam berÂtuÂliÂskan Syekh Tubagus Zakaria bin Yahya. Para peziarah, biasaÂnya duduk bersila di sisi makam.
Sebuah karpet berwarna hijau diÂpasang di sana. Sebuah meja deÂngan Alquran di atasnya juga diÂsediakan bagi para peziarah unÂtuk memanjatkan doa. Di sisi kiri meja, terdapat sebuah kendi coÂkeÂlat. Ruangan itu diterangi oleh rampu remang berwarna coÂkelat. Para peziarah bisa meÂmeÂsan agar lampu dimatikan suÂpaya lebih khusyuk berdoa.
“Kalau kiai yang datang deÂngan sorban-sorban gede biÂasaÂnya minta digelapin. Saya tunggu di depan. Kalau pengunjung biasa bisa saya bantu doakan,†katanya.
Para peziarah, menurut AchÂmad, tidak dipatok biaya. Namun, jika menyumbang untuk keberÂsiÂhan dipersilakan. Pasalnya, dia haÂnya bertugas menyambung geÂnerasi menjagai makam kramat yang dulu dijagai kakeknya.
Untuk waktu ziarah, dia pun tiÂdak membatasi. Ada yang hanya hitungan menit, hingga
full meÂnginap selama 41 hari. “Ada peÂngusaha kelilit utang, 41 hari diÂmari (makam),†bisiknya.
Sstt, Ada Suara Gaib Dari Dalam MakamKalau Penziarah Punya Niat BurukMakam Syekh Tubagus ZÂaÂkaria di kawasan Batuceper, Kota Tangerang, Banten, adaÂlah salah satu makam yang oleh seÂbagian orang dianggap bertuah dan keramat.
Syekh Tubagus Zakaria diÂangÂgap berjasa sebagai penÂdiri daerah Tangerang. Tak peÂlak, makam Syekh yang meÂningÂgal tahun 1717 itu kerap diÂkunÂjungi warga Tangerang hingga luar Tangerang. Di antara mereÂka yang datang, ada juga yang berÂniat buruk saat meÂmanÂjatÂkan doa di hadapan makam.
Achmad Syaidu, kuncen di Makam Syekh Tubagus ZakaÂria menceritakan, peziarah yang daÂÂtang dengan maksud baik dan benar-benar ingin minta peÂtunÂjuk bisa masuk dan keÂluar baik-baik saja. SeÂbalikÂnya, jika niat-nya buÂruk, bisa celaka.
“Ada yang kesurupan di deÂpan makam, pingsan, sampai keÂcebur got,†ujarnya terkekeh.
Kuncen yang terkenal deÂngÂan sebutan kuncen gaul itu lalu menunjukkan got yang berada di sisi kanan halaÂman depan makam keramat. Di got dengan lebar 1x1 meter itu sudah meÂmakan leÂbih dari tiga korban. “Rata-rata yang kecebur, yang nggak bener,†katanya.
Karena tak sedikit yang berÂÂnasib sial, Achmad sesekali meÂlakukan
interview kecil-keÂÂcilan kepada para pengunjung yang datang berziarah. MisalÂnya, menanyakan apa tujuanÂnya saat berÂziarah. Jika berboÂhong, miÂsalnya berniat buruk kepada orang lain, dia tidak menjamin sang penziarah akan terhindar dari kesialan.
Pernah suatu ketika, diceÂritaÂkan Achmad, pada tahun 2010, seÂorang peziarah datang memÂbawa seseorang untuk diÂdoaÂkan. Izinnya, murni berziarah selama tujuh kali malam Jumat. Namun, begitu memasuki maÂlam ke tiga, terdengar teguran suaÂra dari makam.
“Hentikan, bukan di sini temÂpatnya. Bawa tamu itu ke ruÂmahÂmu. Jangan di sini,†ujar AcÂhÂmad menirukan suara gaib itu.
Apakah para caleg yang berÂziarah mengalami hal serupa, Achmad mengaku tidak tahu. Pasalnya, hanya sedikit mereka yang datang mengaku resmi seÂbagai caleg. Namun, diakuÂiÂnya, menjelang pemilu banyak peÂziaÂrah baru yang datang.
“Muka-muka baru makin baÂnyak. Pakaiannya rapi, kemeja gitu, sama mobilnya bagus-baÂgus. Bisa jadi caleg,†terkanya.
Makam Syekh Tubagus ZaÂkaria berada di kawasan BaÂtuÂceper, Kota Tangerang. Ini adaÂlah salah satu makam yang seÂring diziarahi orang-orang yang ingin sukses. Makam yang terÂletak di Jalan Sempati RT 04/02, Kelurahan Batujaya ini, adaÂlah makam tokoh agaÂma yang diklaim sebagai salah satu penÂdiri Kota Tangerang.
Makam Syekh Tubagus ZaÂkaria ini merupakan salah satu tempat favorit peziarah. BahÂkan, yang berziarah bukan haÂnya dari Tangerang saja meÂlainÂkan dari luar daerah seperti BanÂdung, Jakarta, dan Bogor.
“Mulai dari pengusaha, timÂses (tim sukses-red) orang-orang politik, sampai orang misÂÂkin yang mau mengubah naÂsib, banyak banget yang datang ke sini,†pungÂkasÂnya, sembari menasehati kalau yang membeÂrikan rezeki murni dari Allah. ***