Berita

edhie baskoro yudhoyono/net

Hukum

Tak Periksa Ibas Bukti KPK Diskriminasi dan Cuma Tajam ke Bawah!

SENIN, 31 MARET 2014 | 17:43 WIB | LAPORAN:

RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tebang pilih jika tak melakukan pemeriksaan terhadap Sekjen DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam perkara dugaan korupsi proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat.

Apalagi, bekas Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dalam pemeriksaan belum lama ini mengaku menyampaikan ke penyidik KPK bahwa Ibas menerima uang USD200 ribu di Ciasem.

Begitu ditekankan Koordinator LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (31/3).


Boyamin menerangkan, tahun politik ini seharusnya dijadikan momen oleh Abraham Samad Cs untuk melakukan pemanggilan terhadap putra bungsu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Hal itu penting agar KPK tak dinilai sebagai lembaga yang tunduk pada kekuasaan.

"Kalau tidak berani berarti terbukti bahwa KPK tebang pilih dan diskriminasi," terang Boyamin.

Anas dalam banyak kesempatan mengatakan bahwa pemeriksaan yang dia jalani di KPK bahasannya masih seputar kongres demokrat yang berlangsung di Bandung tahun 2010 lalu itu. Mulai dari pelaksaan kongres, hingga adanya dugaan permainan uang dari para timses kandidat yang maju menjadi Ketua Umum saat itu.

KPK sendiri sejauh ini sudah memanggil puluhan elit demokrat menjadi saksi karena terlibat dalam proses kongres tersebut. Sayangnya, Ibas yang merupakan Ketua Panitia Kongres Hambalang sampai saat ini tak pernah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan.
 
"Harusnya Ibas dipanggil. Pemanggilan itu wajib untuk buktikan KPK tidak takut kekuasaan. artinya selain tajam kebawah, KPK juga harus tajam keatas," tandas salah seorang pengacara eks Ketua KPK, Antasari Azhar ini. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya