Berita

Jokowi

Berbahaya, Kalau Isu SARA Digunakan untuk Menyerang Capres Tertentu

SABTU, 29 MARET 2014 | 17:32 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Serangan yang dilancarkan sejumlah kalangan kepada Joko Widodo, termasuk menggunakan senjata SARA tidak akan mempengaruhi elektabilitas calon presiden dari PDI Perjuangan tersebut.

Apalagi kalau yang menyerang mantan Walikota Solo itu masih orang-orang yang itu-itu juga. Makanya, tidak perlu dirisaukan.

Menurut praktisi pemenangan tim pemilu Konsep Indonesia (Konsepindo), Budiman, pemanfaatan isu-isu negatif berupa perendahan martabat seseorang bisa diantisipasi. Jika calon yang bersangkutan memang bersih dan bebas skandal, tidak menjadi masalah.


Namun ketika isu negatif tidak ditemukan, kelompok tertentu menjadi frustrasi dan akhirnya melakukan serangan berbau SARA.

"Tidak fair-lah mempersoalkan keimanan, suku, agama dan ras seseorang dalam kaitan dengan Pileg atau pilpres. Bangsa ini majemuk dan berprinsip bhinneka tunggal ika," jelas Budiman dalam diskusi "Sosmed Sarana Kampanye dan Perang Wacana di Jakarta di Jakarta, Sabtu (29/3),

Lebih jauh Budiman menjelaskan, media sosial juga belakangan dijadikan sebagai media kampanye untuk menyerang seseorang, termasuk menggunakan isu SARA. Menurutnya, hal itu telah menambah persoalan baru.

"Akun-akun di Twitter dan Facebook telah memunculkan sejumlah isu yang memojokkan bahkan merendahkan martabat seseorang," ungkapnya.

Dia menyatakan perang wacana mengarah pada penurunan martabat seseorang. Tujuannya, agar tidak disukai pemilih. Yang muncul di sosial media akhir-akhir ini sudah mengarah kepada isu SARA dan berbahaya. "Butuh kebesaran hati dan kedewasaan semua pihak," tandasnya. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya