Berita

Politik

Ini Alasan Mengapa Jokowi Diserang Secara Pribadi

SABTU, 29 MARET 2014 | 12:38 WIB | LAPORAN:

Serangan pribadi yang diterima calon presiden PDIP Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai hal yang wajar, karena ia tak pernah sampaikan gagasan atau platform tentang masa depan bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk, saat diskusi di Warung Daun Cikini Jakarta, Sabtu (29/3)

Menurut Hamdi, untuk dapat memikat massa perlu kontestasi gagasan atau platform. Sehingga ketika kampanye, masyarakat atau lawan politik akan menyerang gagasan kandidat tersebut.


"Itu baru positive campaign. Kalau sekarang yang terjadi malah serang individu dan pribadinya. Karena tidak ada gagasan yang bisa diserang. Masyarakat kita sayangnya suka juga yang begitu. Harus ada pendidikan politik," tegas Hamdi.

Ia menambahkan bahwa perdebatan paltform atau gagasan tak akan tercipta jika sistem politik di Indonesia tidak diubah. Hal tersebut pada akhirnya membuat kampanye negatif semakin berkembang, seiring dengan persaingan ketat antar sesama anggota partai.

"Malah sekarang lebih parah lagi kampanye narsis diri yang makin berkembang," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Hamdi, salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengerucutkan jumlah partai menjadi dua atau tiga partai. Selain itu juga dapat dilakukan dengan meningkatkan angka ambang batas parlemen atau parlementary threshold.

Dengan demikian, partai nantinya akan mengirim utusan untuk adu debat dengan calon lainnnya.

"Kalau sistem masih tidak dirubah hanya orang-orang populer saja yang maju, padahal tidak punya kapasitas. Perubahan sistem akan hasilkan presiden dan wakil rakyat yang baik," demikian Hamdi. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya