Ketua Dewan Masjid Indonesia M. Jusuf Kalla mengingatkan para khotib untuk tidak hanya menyampaikan materi tentang cara-cara berzakat. Tapi yang jauh lebih penting adalah mengulas bagaimana caranya agar jumlah orang yang berzakat semakin banyak.
Demikian disampaikan Jusuf Kalla hadir saat menjadi pembicara "Workshop Nasional Moderasi Islam: Peningkatan Kemitraan Imam Masjid Seluruh Indonesia Bekerja sama dengan BNPT di Masjid Istilal (29/3).
Sebelum menjadi pembicara, mantan Wakil Presiden yang akrab disapa JK ini melaksanakan shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa. "Saya tadi shalat Jumat di (masjid) Sunda Kelapa. Khotbahnya tentang cara atau fiqih zakat," tutur JK menceritakan.
Selesai shalat Jumat, JK mengaku berbincang dengan sang khotib. Dia menilai, materi khotbahnya bagus, tapi ada yang kurang. Karena baginya, cara berzakat sudah seringkali disampaikan.
"Itu sudah berulang. Yang harus anda khotbahkan adalah bagaimana meningkatkan jumlah yang berzakat. Buat apa capek-capek dakwah tentang zakat kalau tidak ada yang mampu zakat? Buat apa berulang-ulang kita menyampaikan bagaimana cara berzakat, kalau tidak ada yang berzakat," ujar JK, disambut gelak tawa ratusan imam masjid yang jadi peserta acara tersebut.
Karena itu, Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini mengingatkan, harus ada perubahan semangat. Yaitu, bukan hanya memakmurkan masjid, tetapi juga memakmurkan umat. Makanya, tidak hanya ustad agama yang boleh ceramah di masjid, tetapi juga 'ustad pertanian', 'ustad perdagangan' dan sebagainya.
"Masjid, sudah harus menambah perhatian pada muamalah, bukan hanya ibadah," demikian JK.
[zul]