Berita

Jangan Politisasi Kasus yang Menimpati Satinah

KAMIS, 27 MARET 2014 | 02:10 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kasus hukum yang menimpa Satinah di Arab Saudi jangan dipolitisasi. Pasalnya, nasib TKI asal Dusun Mruten Wetan, Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Semarang, yang didakwa telah membunuh majikannya tersebut ditengarai telah dimanfaatkan calon presiden tertentu untuk menaikkan citranya.

"Saya melihat kasus yang menimpa Satinah sudah dipolitisasi partai tertentu. Bahkan ada Capres yang cari muka memanfaatkan kasus ini untuk menaikkan citranya, apalagi menjelang Pemilu 2014," ujar Bendahara Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Mora Harahap dalam keterangannya Rabu (26/3).

Karena itu, demi martabat bangsa, pemerintah harus berada di garda terdepan memenuhi tuntutan keluarga majikannya tersebut. Pemerintah mesti mengambil langkah cepat untuk menyelematkan Satinah dari hukuman mati.


"Pemerintah harus segera menempuh jalur diplomasi dengan mengirimkan surat atau menelepon Raja Arab untuk menunda hukuman tersebut. Mengingat ini bukan pertama kali menimpa para TKI kita. Saya menilai dari dulu lembaga yang mengurus TKI memang tidak serius menjalankan tugasnya," ungkap Mora.

Gerakan Save Satina dengan cara melakukan penggalangan dana Rp 21 miliar untuk membebaskan Satinah adalah bagian dari langkah yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Satinah. "Saya menilai itu gerakan nyata yang bisa dilakukan masyarakat, tetapi jika pemerintah berada di depan pasti hasilnya akan lebih signifikan," tambah Mora.

Rabu pagi, Presiden SBY mengaku telah mengirimkan surat resmi kembali kepada pemerintah Arab Saudi untuk memperpanjang waktu pembayaran diyat atau uang pengampunan bagi Satinah (41).

"Saya sudah minta Pak Djoko Suyanto minta perpanjangan lagi. Saya kirim surat lagi agar bisa diperpanjang eksekusinya (pembayaran diyat). Insya Allah ada titik temu. Kemudian bisa dibebaskan," ujarnya saat membuka rapat terbatas dengan sejumlah menteri di kantor Kepresidenan, Jakarta. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya