Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon membuat puisi khusus yang berjudul "Air Mata Buaya". Isinya, sindiran keras terhadap orang yang dianggapkan pandai berbohong. (Baca: Puisi Fadli Zon: Air Mata Buaya)
Fadli Zon mengirimkan puisinya ini ke sejumlah media melalui broadcast BlackBerry Messenger alias BBM. Ditilik dari isinya, puisi ini sangat jelas ditujukan ke PDIP dan Megawati. Maksud puisi ini hampir sama dengan pantun Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dalam orasinya saat kampanye akbar di GBK Minggu lalu yang sangat jelas ditujukan ke Jokowi.
Saat ditanya siapa yang dimaksud "kau" dalam puisinya, Fadli Zon langsung terkekeh. "Hehehe," tawanya saat dikontak Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (26/3).
Fadli Zon menyatakan, puisi itu adalah ekspresi dan refleksi terhadap keadaan yang terjadi saat ini. "Tidak spesifik ditujukan ke seseorang. Saya kan tidak menyebut nama. Kecuali ada yang merasa, saya tidak bisa mengendalikan," ucapnya.
Dalam puisi ini, katanya, yang dibicarakan adalah hal-hal universal, yaitu tentang kejujuran dan kesederhanaan. Tujuannya, sebagai introspeksi bagi semua untuk lebih menghargai kejujuran. "Ini sekadar refleksi. Tapi kalau isinya agak-agak nyerempet, saya minta maaf," imbuhnya.
Fadli Zon mengaku tidak merencanakan membuat puisi itu. Inspirasi pembuatan puisi itu datanya tiba-tiba. "Tadi pagi, sehabis mandi seperti ada kata-kata yang didiktekan di kepala saya. Saya buatlah. Tidak lama, 5 menit sudah langsung jadi."
Apa karena didorong perjanjian Batu Tulis dengan PDIP dan Megawati? Fadli Zon memastikan tidak. "Nggak lah. Sejak pertama, kami memang tidak mengandalkan itu (perjanjian Batu Tulis)," ucapnya.
[zul]