Berita

foto:usatoday

Dunia

Lebih 95 Persen Suara Rakyat Krimea Pilih Gabung Rusia

SENIN, 17 MARET 2014 | 12:20 WIB | LAPORAN:

Referendum Krimea yang digelar kemarin (Minggu, 16/3) untuk memisahkan diri dari Ukrania sudah rampung dan surat suara mulai dihitung.

Hasil sementara menurut quick count yang dilaporkan AFP, sekitar 95,5 (95,7 persen menurut Russia Today) persen warga wilayah otonom Krimea memilih bergabung dengan Rusia dalam referendum yang dianggap ilegal oleh otoritas baru Ukraina dan sebagian besar masyarakat internasional.

Dengan 50 persen suara yang sudah dihitung, Ketua Komisi Referendum, Mykhaylo Malyshev mengatakan bahwa sekitar 3,5 persen memilih untuk tetap bergabung dengan Ukraina dengan kekuasaan otonom yang lebih luas, sementara satu persen suara menyatakan abstain. Pengumuman yang disampaikan Malyshev itu langsung disambut gegap-gempita warga Krimea yang sebagian besar berbahasa Rusia.


"Hari ini kita mengambil keputusan yang sangat penting yang akan tercatat dalam sejarah," tulis Pemimpin pro- Moskow Crimea Sergiy Aksyonov lewat akun twitternya setelah usai hasil jajak pendapat keluar.

Menurutnya, pemerintah daerah Krimea akan membuat aplikasi resmi pada hari ini (Senin, 17/3) untuk bergabung dengan Federasi Rusia.

"Kepemimpinan Soviet Crimea akan membuat aplikasi resmi untuk republik dan bergabung dengan Federasi Rusia pada pertemuan 17 Maret," lanjut Aksyonov dalam tweet-nya.

Sementara itu, Amerika Serikat menolak keras referendum itu dan menyebut tindakan Rusia dalam krisis itu sangat berbahaya dan destabilisasi.

"Referendum ini bertentangan dengan konstitusi Ukraina, dan masyarakat internasional tidak akan mengakui hasil jajak pendapat yang diberikan di bawah ancaman kekerasan dan intimidasi dari intervensi militer Rusia yang melanggar hukum internasional," kata Jurubicara Gedung Putih Jay Carney.

AS mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Musababnya, Negeri Tirai Besi dianggap sengaja mendukung referendum dengan mengirim puluhan ribu pasukan ke Krimea. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin berdalih bahwa referendum nasib Krimea dari Ukrania sudah sesuai dengan hukum internasional, termasuk dalam Pasal Nomor 1 Piagam PBB yang menyatakan hak setiap warga negara untuk menentukan nasib sendiri.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya