Maskapai Indonesia harus mengambil pelajaran dari musibah atas Malaysia Airlines, yang hilang pada Sabtu kemarin. Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan dalam negeri lainnya harus lebih hati-hati.
Hal itu disampaikan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman dalam pesan singkat yang diterima sesaat lalu (Senin, 10/3).
Menurutnya, maskapai Indonesia harus betul-betul memperhatikan faktor keamanan, baik berasal dari teror maupun dari segi pemeliharaan pesawat. Kedisiplinan dalam perawatan harus dijunjung agar kecelakaan akibat faktor teknis bisa terhindari.
Terkait insiden itu tersendiri, Hayono mengapresiasi Kementerian Luar Negeri yang langsung berkoordinasi dengan pemerintah Malaysia, mengingat dalam pesawat itu terdapat warga negara Indonesia.
Dengan koordinasi cepat itu, keluarga korban di Indonesia bisa langsung ke Malaysia mengetahui perkembangan terkini pencarian pesawat.
Lebih jauh menurutnya, Indonesia juga semesatinya menawarkan kerja sama dalam proses pencarian itu, walau selama ini kita sering bersitegang. "Apalagi di dalam pesawat itu ada tujuh penumpang yang merupakan WNI," jelas anggota Komisi Pertahanan ini.
Namun dia mengingatkan, kalau pesawat tersebut mengalami kecelakaan atau jatuh karena kelalaian manusia, Kementerian Perhubungan harus menyiapkan tuntutan maksimal bagi maskapai Malaysia tersebut. "Kalau penyebabnya human error, pemerintah harus meminta ganti rugi tertinggi ke pihak Malaysia Airlines," demikian capres Konvensi Partai Demokrat ini.
[zul]