Berita

SBY-Boediono/net

Hukum

Buya Syafii: Di Tangan SBY-Boediono Sila Kelima Pancasila "Yatim Piatu"

SBY-Boediono Ibarat Rem
KAMIS, 06 MARET 2014 | 16:04 WIB | LAPORAN:

. Ahmad Syafii Maarif mengaku miris dengan kepemimpinan SBY-Boediono. Menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, sila kelima Pancasila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sudah "yatim piatu".

Jika dibuat patokan income per capita rakyat Indonesia dua dolar per hari, maka jumlah rakyat miskin masih lebih dari 50 persen.

"Ada persoalan pemimpin saat ini. Pemilu 2014 masih harus dihadapkan untuk memilih pemimpin yang pincang diantara yang lumpuh. Kalau dalam kaidah Usul Fiqh yang terbaik diantara yang terburuk," ungkap Buya Syafii sapaan akrabnya saat kuliah umum di Fakultas Kedokteran UI, Salemba, Jakarta, Kamis (6/3).


Jika melihat ke belakang, Indonesia mengenal pemimpin besar Soekarno-Hatta. Buya mengibaratkan Soekarno saat itu sebagai gas sedangkan Hatta sebagai rem-nya. Setelah sebelas tahun, Hatta pun mundur. Akibatnya Soekarno melaju terus tanpa ada rem yang mengakibatkan demokrasi terpimpin ciptaan Sukarno berantakan.

Lompat ke tahun 2004-2009, menurut Buya justru keadaan terbalik. Gas dipegang kendali oleh wakil presiden Jusuf Kalla, sedangkan rem dipegang kendali oleh SBY. Akibatnya pemerintahan tidak berjalan sesuai harapan.

"Tahun 2009-2014 ini baru parah. SBY dan Boediono dua-duanya rem," ketusnya.

Menurut Buya Syafii, SBY sudah membuat trilogi ala Soekarno yang diantaranya menegaskan berdikari dalam ekonomi dan berdaulat dalam politik sudah runtuh.

"Karena dua-duanya rem, tidak jalan, ekonomi dan politik kita didikte asing. Pemimpin setia pada sifat budak. Padahal asing belum tentu lebih pintar. Seharusnya pemimpin bangun mental merdeka," demikian Buya Syafii. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya