Partai Persatuan Pembangunan mengapresiasi usulan Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY agar digelar debat bakal calon presiden dari lintas partai sebelum masing-masing partai memutuskan calon defenitif.
Meski sebenarnya, debat calon presiden sudah pernah dilakukan pada Pemilu lalu oleh KPU yang diikuti setiap calon presiden dan calon wakil presiden yang
telah ditetapkan.
"Sejauh itu memang akan bisa memberikan pemahaman bagi masyarakat terkait dengan pandangan kenegaraan, visi, misi kandiadat capres, saya kira itu bagus," jelas Jurubicara DPP PPP M. Arwani Thomafi kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 4/3).
Karena, sambung Arwani, PPP memang sejak awal ingin agar masyarakat mengetahui sosok, rekam jejak, pemikiran dan pandangan capres-cawapres sebelum menentukan pilihan. Dengan itu diharapkan, calon pilihan masyarakat sesuai dengan aspirasi rakyat.
"Ini dalam kerangka agar mekanisme rekrutmen parpol di dalam menentukan bakal capres yang akan diusulkan di KPU nanti lebih meningkatkan tranparansi dan partisipasi warga masyarakat," ungkapnya.
"Jadi tidak hanya partisipasi pengurus dan anggota partai, tapi lebih dari itu masyarakat secara maksimal dilibatkan," sambungnya.
Karena itulah, PPP siap menggelar debat capres lintas partai sebagaimana diusulkan SBY pada saat menghadiri Konvensi Partai Demokrat di Bogor Minggu kemarin. "Sejauh partai lain OK, PPP siap," tegas Arwani.
Konvensi Demokrat diikuti sebelas peserta. Sementara PPP saat ini sudah menetapkan tujuh nama sebagai bakal calon presiden yang akan diusung pada Pilpres mendatang. Sementara partai lain, seperti PKB dan PKS sudah memutuskan tiga nama yang bakal mereka usung.
Selain itu, masih ada sejumlah nama lain yang diinisiasi masyarakat. Misalnya, Konvensi Capres Rakyat yang digawangi tokoh NU Salahuddin Wahid yang diikuti tujuh peserta.
Wacana debat capres lintas partai ini sebelumnya juga sudah pernah disampaikan oleh pengamat politik Ray Rangkuti sebelumnya. (Baca:
Harus Ada Ruang Debat Antar Jagoan Partai Sebelum Capres Diputuskan)
"Meskipun kita tahu (untuk membuat forum) itu agak berat. Tapi saya sedang berpikir itu bagaimana caranya agar dibuat satu forum. Boleh jadi itu sebagai wadah interaksi mereka," ujar Ray kepada
Rakyat Merdeka Online pada Jumat (28/2) pekan lalu.
[zul]