Berita

abraham samad-sby/net

Hukum

KPK, DPR dan Pemerintah Egois Soal Revisi UU KUHAP

SABTU, 22 FEBRUARI 2014 | 22:33 WIB | LAPORAN:

Dalam persoalan revisi UU KUHAP, baik KPK, DPR, maupun pemerintah dinilai memperlihatkan sikap yang sama-sama egois dan arogan. KPK dinilai egois lantaran keukeuh tidak mau UU tersebut direvisi, sedangkan DPR dan pemerintah juga egois dengan tidak mau mengajak bicara KPK.

Pakar hukum tata negara Dr. Margarito Kamis menyindir sikap tiga lembaga tersebut. “Jangan ego-egoan seperti itulah. Mereka semua kerja kan dibiayai dengan uang negara, kok malah adu ego,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 22/2).

Menurut Margarito UU KUHAP sangat penting untuk direvisi, sebab UU yang ada sekarang tidak sesuai dengan kondisi yang ada. UU ini perlu direvisi untuk mencegah terjadinya tindak sewenang-wenang dari negara.


“Ingat, UU KUHAP ini harus direvisi bukan hanya untuk KPK, tapi untuk Kepolisian dan Kejaksaan juga. Jadi, UU ini harus diubah,” jelasnya.

Tarik-menarik antara KPK, DPR, dan pemerintah dalam rencana revisi ini seharusnya tidak terjadi kalau tidak lembaga ini mau duduk bersama. Pasal-pasal yang tidak sesuai dan berpotensi membahayakan dibahas bersama.

“Harusnya duduk bareng, buka argumen sebesar-besarnya. Bukan malah saling gagah-gagahan dan adu ego,” sarannya.

Untuk duduk bareng ini, kata Margarito, memang tidak mudah. Butuh pihak yang memprakarsai dan memfasilitasi. Di kondisi sekarang, yang paling cocok untuk memprakarsai adalah presiden.

“Presiden harus punya inisiatif menyelesaikan tarik-menarik rencana revisi UU ini. Undang dong KPK dan DPR untuk bersama. Undang juga Kepolisian dan Kejaksaan. Di sana ngomong bersama, buka argumen, dan selesaikan perbedaan paham dengan baik,” tandasnya. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya