Berita

hayono isman

Hukum

Seleksi Cakim MK, Komisi III DPR jangan Sampai Istimewakan Calon dari Partai

JUMAT, 21 FEBRUARI 2014 | 21:54 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kasus suap penanganan sengketa pilkada yang melibatkan Akil Mochtar bukan hanya merusak nama baik Mahkamah Konstitusi, tapi juga mencoreng citra DPR. Karena yang menyeleksi bekas politikus Golkar itu saat akan menjadi hakim MK adalah DPR.

Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR Hayono Isman, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/2). Hayono berada di Balikpapan untuk mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat.

Hayono mengakui, sampai saat ini tidak ada UU yang melarang politikus ikut dalam seleksi calon hakim konstitusi, terutama setelah MK menolak uji materi UU 4/2014 tentang Penetapan Perppu 1/2013 tentang Perubahan Kedua atas UU MK. Namun, calon dari politisi harus diperketat bagaimana 'track record'-nya seperti terhadap hakim dari kalangan nonpolitisi.


"Politisi atau bukan politisi memang tidak menjamin bebas dari korupsi. Tapi paling tidak mencegah dari awal melalui proses seleksi yang ketat bisa meminalisir orang korupsi," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

Saat ini, Komisi III DPR sedang membuka pendaftaran calon hakim (cakim) MK untuk menggantikan Akil Mochtar yang berhenti karena terkait suap dan Harjono yang akan memasuki masa pensiun. Setidaknya sudah ada dua politikus yang siap ikut seleksi yaitu anggota Komisi III DPR dari PPP Dimyati Natakusumah dan bekas anggota Komisi III DPR dari Demokrat Benny K Harman.

Hayono mengingatkan dalam seleksi itu, Komisi III DPR jangan mengistimewakan calon dari politisi. Tetapi harus diberlakukan sama seperti calon yang bukan dari politisi. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya