. Saat ini, ada bahan perbincangan di Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait dengan dokter atau tenaga kesehatan. Disebutkan, di Lombok, salah satu wilayah di NTB, ada sekitar 400 dokter yang menganggur.
Perbincangan dan laporan ini tentu saja cukup mengagetkan tokoh nasional asal NTB, Lalu Mara Satria Wangsa. Bagaimana bisa, ada 400 dokter yang mengganggur, sementara Indonesia secara umum masih kekurangan dokter.
"Buat saya informasi ini paradoks bila melihat kenyataan yang sebenarnya, bagaimana RS di Kota Mataram misalnya, dokternya itu-itu saja meski Rumah Sakit-nya beda," kata Lalu Mara, yang juga jurubicara Aburizal Bakrie dan Wasekjen DPP Golkar.
Secara Umum, Indonesia masih kekurangan dokter atau tenaga kesehatan. Apalagi bila merujuk pada standar World Health Organization (WHO), idealnya, paling tidak ada satu dokter untuk setiap 2.500 penduduk.
Di Indonesia, saat ini, ada tiga dokter yang harus melayani 10 ribu penduduk. Hal ini berbeda dengan Malaysia, yang memiliki sembilan dokter untuk melayani 10 ribu penduduk.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, tercatat bahwa sebaran dokter atau tenaga kesehatan paling banyak ada di Pulau Jawa dan Bali. Di dua pulau ini, ada 301.402 dokter atau sekitar 45,08 persen dari total yang ada di seluruh Indonesia.
Di Sumatera, ada 182.997 dokter atau 27 persen dari total seluruh Indonesia. Sementara total dokter yang tersebar di Papua hanya 2,44 persen.
Terkait dengan persoalan informasi kelebihan dokter itu, Lalu Mara meminta kepada sejumlah pihak untuk membuka datanya. Dengan cara itu, bisa divalidasi informasi tersebut. Dan bila pun data itu benar, maka hal ini bisa disinkronkan dengan data dari Kementerian Kesehatan yang menyebutkan bahwa jumlah dokter di NTB dan NTT adalah 26.168 orang atau 3,91 persen dari total dokter yang ada di Indonesia.
Dan bila pun informasi ini juga benar, lanjut Lalu Mara, maka sebenarnya ini akan memenuhi mekanisme
supply and demand. Artinya, dokter yang menganggur itu bisa ditempakan di wilayah lain di Indonesia, yang membutuhkan. Atau bisa juga, ditempatkan di desa-desa NTB dan NTT, yang sekali lagi bila merujuk ke data Kemenkes, masih kekurangan dokter.
Di luar itu, untuk jangka masa panjang, Lalu Mara menyarankan ada
roadmap, yang pada akhirnya bisa dikoordinasikan di antara semua
stakeholdes di NTB, termasuk pemerintah dan juga pihak swasta yang mau berinvenstasi di bidang kesehatan.
Roadmap itu, tidak saja terkait dengan sebaran dokter, tapi juga terkait dengan peningkatan kapasitas dan kualitas layanan.
[ysa]