Berita

foto: net

Politik

PAN, PKB dan PPP Kehilangan Arah

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014 | 11:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Perlahan dan pasti, tiga parpol berbasis Islam yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) cenderung mengalami penurunan dukungan.

Dukungan terhadap ketiga Parpol Islam tersebut tergerus oleh peran partai nasionalis seperti Golkar, Demokrat, PDI Perjuangan, Nasdem, Hanura dan Gerindra, di samping juga perpecahan internal parpol Islam.

Demikian pendapat Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad, dalam keterangan yang diterima redaksi (Kamis, 20/2).


Berdasarkan penelitian Herbert Feith, seorang Indonesianis dan profesor di bidang ilmu politik, politik di Indonesia adalah politik aliran sebagaimana tercermin pada dekade 1950.  Potret sejarah partai politik Islam terus berkembang dan berinovasi sesuai konteks zamannya. Setelah terpusat pada PPP, pada masa reformasi muncul parpol Islam yang merupakan bagian dari investasi politik sebuah paham aliran. PAN (Muhammadiyah) dan PKB (Nahdlatul Ulama/NU), sementara PPP mencoba menyatukan para ulama dengan kembali ke rumah ka’bah.

Pada masa awal reformasi, parpol Islam, terutama PKB dan PAN, merengkuh suara yang sangat menjanjikan karena dukungan penuh dari organisasi keagamaan di belakangnya. PAN dengan Muhammadiyah menjadi partai yang mampu mewarnai perpolitikan Indonesia di masa reformasi, sosok Amien Rais turut serta menyumbang besar kebesaran PAN.

Kemudian PKB juga meraih sukses besar atas dukungan basis Nahdlotul Ulama (NU) dengan sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai tokohnya. PPP juga masih kokoh dengan basis dukungan loyalis yang terpusat pada tokoh-tokoh dan kyai-kyai di daerah.

Tapi kini, lanjut Yasin, parpol berbasis Islam layu dan tidak bisa berkembang. Situasi yang terjadi pada PAN, PKB dan PPP saat ini ibarat anak ayam yang kehilangan induknya terpecah belah dan mengalami kebingungan.

"PAN PKB dan PPP dalam posisi kehilangan arah akibat perpecahan internal yang diciptakannya sendiri," terangnya.
    
Hasil survei LSIN yang dirilis pada 1 Desember 2013 menunjukkan elektabilitas parpol Islam berselisih sangat jauh dengan partai politik nasionalis. Elektabilitas PAN sebesar 5,0 persen, kemudian PKB 4,5 persen, dan PPP 4,1 persen. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya