Berita

foto: net

Monorel..Foke Hentikan, Jokowi Lanjutkan di Tengah Ketidakpastian

RABU, 19 FEBRUARI 2014 | 17:06 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pembangunan monorel Jakarta tidak pernah sukses dilakukan dua pemerintahan DKI sebelumnya. Lagi-lagi, di pemerintahan Joko Widodo ini, masalah pendanaan dan teknis pelaksanaan jadi hambatan.

Kasus "mangkrak"-nya proyek monorel dipandang publik disebabkan oleh dua hal yaitu ketidaktegasan Gubernur Joko Widodo dan ketidakterbukaan investor PT Jakarta Monorail (JM).

"Dulu Gubernur Foke (Fauzi Bowo) ragu, dia sempat bertanya-tanya apakah itu (monorel) solusi yang bisa diandalkan dan secara finansial aman? Foke berpendapat, karena praktiknya tidak layak dan tidak membantu atasi kemacetan maka dia berani hentikan," kata pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (19/2).


Saat itu Foke malah punya ide membangun elevated bus (bis layang), yaitu membangun jalur bus di jalur monorel yang ada sekarang. Tapi ide itu tidak terealisasi karena pemerintahan berganti ke Joko Widodo.

"Sekarang Jokowi hadapi dilema, dia harus pilih meneruskan atau batalkan kembali. Ternyata Jokowi meneruskan. Tapi siapa yang berani tanam investasi dengan risiko bisnis yang belum ada jawabannya?" ungkap Yayat.

Dia tegaskan, proyek ini sebetulnya dililit kasus. Kasus terkait persoalan utang piutang. PT JM belum membayar utang pembangunan tiang monorel kepada PT Adhi Karya. Tapi, Komisaris Utama PT JM Edward Soerjadjaja membantah anggapan bahwa perusahaannya mengalami masalah keuangan.

Masalah kedua, artinya, siapapun yang jadi investor harus punya modal besar. Persoalannya masih ada pertanyaan, apakah PT JM betul-betul punya duit besar?

"Aturannya, sejak awal bilang tidak sanggup kalau tidak punya uang besar. Publik harusnya tahu. Keterbukaan harus dari investor," katanya.

Yayat mengkritik Gubernur Jokowi. Menurutnya, Jokowi harus tegas dan memanggil investor untuk memastikan kesanggupan lanjut atau tidaknya proyek monorel.

"Sekarang ini kaji kembali, perlu ketegasan dari Gubernur untuk panggil investor dan pertanyakan kesiapan. Harus ada ketegasan dari gubernur dan keterbukaan dari investor untuk mampu terus atau tidak," ucapnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya