Berita

Politik

Analis: Persoalan Besar Golkar Ada di Arogansi Pengurus Daerah

SABTU, 15 FEBRUARI 2014 | 17:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Praktik-praktik arogansi kepemimpinan di tubuh Golkar juga ditemukan sebagai penyebab macetnya elektabilitas Partai Golkar di angka 16-19 persen berdasar hasil beberapa lembaga survei.

Arogansi kepemimpinan yang diterapkan oleh kader-kader Golkar di daerah ditunjukkan oleh perilaku pengurusnya yang tidak memberikan penghormatan terhadap tokoh-tokoh Golkar atau kader-kader tua (senior) yang selama ini berperan besar membesarkan Golkar di daerah.

"Sementara di tingkat pusat menaruh kepercayaan tinggi terhadap pengurus di daerah dan yakin bisa memenangkan Pemilu 2014 tanpa mengukur dengan tepat," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara, Yasin Mohammad, dalam analisa tertulis bertema "Kenapa Elektabilitas Golkar Macet?" yang diterima Rakyat Merdeka Online, Sabtu (15/2).  


Menurutnya, Golkar pernah terlihat sebagai parpol yang kokoh dan kuat, tidak terpecah belah, bahkan kebal dari serangan luar. Sayangnya Golkar hari ini keropos dari dalam akibat buruknya sistem kaderisasi di daerah.

"Faktor utama daripada kemacetan elektabilitas Golkar adalah buruknya kaderisasi di tingkat daerah," terangnya lagi.

Selain itu, visi misi Golkar dan pendidikan politiknya tidak sampai pada tingkat bawah. Padahal ujung tombak dalam pemenangan Pemilu adalah kader-kader tingkat wilayah.
 
Dia sarankan, Golkar segera melakukan perbaikan yang menyeluruh dengan kembali menjalankan sistem keorganisasian yang telah digariskan. Kaderisasi harus dievaluasi total dan kembali menjalankan sistem kaderisasi Golkar yang baik, benar dan terukur.

Dibutuhkan terobosan yang luar biasa dari internal Golkar tingkat pusat. Golkar hari ini punya kebutuhan yang sangat mendesak terhadap sosok kader yang bertangan dingin, yang mampu meredam isu-isu korupsi kader-kadernya, dan mampu memberikan pendidikan politik dan mengarahkan seluruh kadernya ke jalan yang seharusnya.

"Dengan begitu, sistem kaderisasi dan keroganisasian dijalankan dengan baik, benar dan terukur dengan merujuk kembali kepada visi-misi, AD ART dan kode etik Partai Golkar," tandas Yasin. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya