Berita

partai golkar/net

Politik

Loyo, Golkar Sekarang Beda Jauh dengan Golkar yang Dulu

SABTU, 15 FEBRUARI 2014 | 16:06 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Golkar adalah partai terbesar sepanjang sejarah politik Indonesia, berkali-kali menjadi jawara dalam Pemilu, bahkan menjadi penguasa selama 32 tahun. Golkar dihuni oleh para politisi ulung di bidangnya masing-masing, menjalankan politiknya dengan sistem organisasi yang baik, benar,  dan sangat terukur.

Tahun 1998 Golkar sempat mendapat goncangan besar, bahkan dipridiksi oleh para peneliti dan pengamat bahwa Golkar telah habis. Namun, di bawah kendali kader-kader berkualitas dan sistem politik yang dibangun,  Golkar tetap berdiri kokoh. Golkar kemudian menuai hasil maksimal dan puncaknya meraih kemenangan pada Pemilu 2004.
    
Setelah berada di puncak pada tahun 2004, perlahan partai Golkar mengalami tren yang terus menurun, elektabilitas Golkar cenderung stagnan alias tidak naik juga tidak turun. Bahkan, memasuki tahun politik 2014, elektabilitas Golkar malah cenderung menurun meski tidak drastis.
   

   
Hasil survei LSIN yang dirilis pada 1 Desember 2013 menunjukkan angka yang stagnan terhadap elektabilitas Golkar, elektabilitas Golkar berada diurutan kedua di bawah PDIP. Tingkat keterpilihan PDIP sebesar 17,3 persen, kemudian Golkar 16,2 persen. Elektabilitas Golkar hanya berkutat pada angka 16-19 persen.

Di mana letak virus yang menggerogoti Golkar sehingga membuat Golkar seolah loyo dan tak bergairah menjelang detik-detik Pemilu 2014?


"Golkar sekarang berbeda jauh dengan Golkar yang dulu, Golkar yang dulu bukanlah Golkar yang sekarang," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara, Yasin Mohammad, dalam surat elektronik yang diterima Rakyat Merdeka Online, Sabtu (15/2).    

Hasil Analisis LSIN menunjukkan bahwa macetnya elektabilitas Golkar disebabkan oleh tidak maksimalnya kader-kader Golkar di tingkat pusat dan daerah dalam upaya menjalankan sistem organisasi partai yang baik, benar dan terukur. Sehingga, mesin politik Golkar berjalan secara tidak maksimal sebagaimana mestinya.

"Mesin politik Golkar hari ini mestinya sudah harus masuk gigi 4 dengan kecepatan mendekati 100 km/jam, tapi faktanya Golkar hari ini masih di gigi 1 dengan kecepatan 20 km/jam. Sehingga laju Golkar tertinggal jauh oleh rival-rival politiknya," ujar dia.  [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya