Berita

hashim djojohadikusumo

Ungkap Tujuh Jenderal Ditolak AS, Adik Prabowo Seperti Cacing Kepanasan

KAMIS, 13 FEBRUARI 2014 | 09:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Partai Hanura heran dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang tiba-tiba mengungkap bahwa terdapat tujuh pensiunan jenderal yang sampai saat ini masih ditolak masuk Amerika Serikat. Salah seorang di antaranya adalah mantan Pangab Jenderal (Purn) Wiranto.

"Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba Pak Hashim berteriak seperti cacing kepanasan. Kami pun tidak paham apa maksudnya. Mungkin beliau dalam kepanikan yang mendalam," ujar Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin pagi ini (Kamis, 12/2).

Meski begitu, Saleh Husin menegaskan, partainya tidak akan ambil pusing terhadap ocehan adik kandung mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto itu.


"Jadi biarkanlah nanti masyarakat yang akan menilai. Toh kami tidak merasa terganggu samasekali atas ocehan tersebut," sambung Saleh.

Karena, jelas Saleh, saat ini para caleg, pengurus partai dan semua kader dari pusat sampai daerah termasuk pasangan Wiranto-Hary Tanoe lebih tertarik dan fokus untuk terus menyapa masyarakat dengan berbagai program nyata yang langsung menyentuh masyarakat bawah seperti baksos, bantuan UKM, asuransi dan lain-lain.

Kemarin, saat mengunjungi sebuah media, Hashim Djojohadikusumo mengungkap, bukan hanya Prabowo yang ditolak Amerika. Capres Gerindra itu hanya satu dari tujuh jenderal yang di-blacklist.

Lima dari tujuh jenderal itu, Hashim membeberkan, selain Prabowo adalah Letjen (Purn) Sjafrie Syamsudin, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jenderal TNI (Purn) Pramono Wibowo, dan Letjen (Purn) Zacky Anwar Makarim.

Menurut Hashim, untuk Prabowo tidak ditolak secara personal. Sedangkan jenderal lain lebih karena persoalan HAM. "Jangan-jangan kalau beliau-beliau jadi presiden nanti ditolak juga masuk ke Amerika," katanya, seperti dikutip dari sebuah media. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya