Berita

Rizal Ramli

Politik

Ironis, 10 Tahun Rakyat Indonesia Dipimpin Orde Citra dan Rezim Korup

KAMIS, 13 FEBRUARI 2014 | 09:44 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dalam sejarah Indonesia merdeka, rakyat diperkenalkan dengan berbagai Orde dari rezim yang memerintah. Sebelumnya dikenal Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Sementara 10 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini, disebut sebagai Orde Citra dan Korup.

Penilaian itu disampaikan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli, di sela-sela peresmian Rumah Usaha Kreatif Masyarakat (UKM), di desa Gondosuli, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (12/1).

Ekonom senior ini mengungkapkan itu karena selama 10 tahun kekuasaannya, rezim SBY minim prestasi yang dihasilkan. Pasalnya, presiden dan para menteri kabinetnya sibuk membangun citra dengan bermacam iklan dan propaganda tanpa kinerja nyata.


Pada saat yang sama, karya utama SBY adalah meningkatkan jumlah utang luar negeri Indonesia dengan luar biasa besarnya. Di awal pemerintahannya, utang Indonesia sebesar Rp1.000 triliun. Kini jumlahnya melonjak naik Rp 1.000 triliun menjadi Rp2.300 triliun lebih. 

Tak hanya itu, pada masa pemerintahan SBY, rakyat seperti menjadi yatim piatu. Rakyat harus berjuang sendiri menghadapi beratnya beban hidup akibat himpitan kenaikan harga berbagai barang dan jasa.

Pertumbuhan ekonomi yang dibangga-banggakan pun lebih banyak karena berkah situasi eskternal, terutama tingginya harga komiditas primer di pasar internasional selama 10 tahun terakhir dan juga ditopang arus masuk dana di pasar keuangan.

Karena itu, sambung Capres Konvensi Rakyat ini, tidak berlebihan jika pada beberapa waktu lalu dikenal istilah negara auto pilot, negara tanpa pilot. Namun ketika harga komoditas turun dan uang panas di pasar finansial  kembali ke negara-negara maju, ekonomi mulai bermasalah dan  memasuki ‘lampu kuning’.

"Adalah fakta sejarah, bahwa tiap-tiap presiden punya ciri khas. Soekarno membawa pesan pentingnya menjaga dan mempertahankan kemerdekaan. Soeharto pentingnya pembangunan. Habibie pentingnya kebebesan pers. Megawati pentingnya peranan wanita. Dan, masa SBY menunjukkan pentingnya sebuah negara tanpa presiden,” ujar Rizal di hadapan sekitar 2.000 orang yang memadati Balai Desa Gondosuli. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya