Berita

presiden sby/net

Politik

NCID: Somasi Warga Negara, Kemunduran Prestasi SBY

RABU, 12 FEBRUARI 2014 | 14:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Penunjukan kuasa hukum oleh Susilo Bambang Yudhoyono membuahkan somasi kepada beberapa pihak yang dinilai memfitnah. Hal itu jadi bukti bahwa sang presiden tidak punya mental kuat dan bijak.

Sampai saat ini sudah tiga orang jadi target. Aktivis dari Perhimpunan Pergerakan Indonesia Sri Mulyono, anggota Komisi III DPR RI, Fahri Hamzah (politisi Partai Keadilan Sejahtera) dan mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli.

Menurut Direktur Eksekutif Nurjaman Center For Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, seharusnya SBY yang tumbuh dari rahim militer mempunyai mental yang kuat dan bijak. Nyatanya, somasi SBY memperlihatkan SBY seperti orang yang "kebakaran jenggot" ketika menghadapi berbagai kritik yang ditujukan kepadanya. Mungkin SBY adalah presiden pertama di dunia yang melayangkan somasi terhadap warganya .


"Kritikan itu bagian dari kebebasan berpendapat dan sudah menjadi konsekuensi bagi seorang pemimpin, tidak perlu panik," ucap Jajat dalam kiriman rilisnya.

Jajat menambahkan, menjelang pemilu akan ada beberapa calon dari militer yang diprediksi maju sebagai Capres seperti Pramono Edhie Wibowo (peserta konvensi capres dari Partai Demokrat), Endriartono Sutarto (peserta konvensi capres Partai Demokrat), Wiranto (Capres dari Partai Hanura), Sutiyoso (capres dari PKPI), dan Prabowo Subianto (Capres dari Gerindra).

Para capres yang berasal dari militer diharapkannya dapat menjadi pemimpin yang cepat tanggap dan tidak mengeluarkan reaksi yang berlebihan terhadap berbagai kritikan yang ditujukan kepadanya.

"Banyak para tokoh besar di negeri ini yang terkena berbagai isu negatif, namun tidak reaktif seperti Presiden SBY," katanya.

Seharusnya presiden SBY di akhir karirnya sebagai Presiden, menciptakan banyak prestasi, memberikan kesan yang baik serta menjadi contoh bagi pemimpin selanjutnya..

"Pemberian somasi tersebut merupakan degradasi sikap dan moral, mengecewakan bagi rakyat Indonesia yang sudah mendukung beliau 10 tahun lamanya," tutup Jajat. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya