Berita

Penyakit Merpati Sudah kronis, harus Diamputasi

SELASA, 11 FEBRUARI 2014 | 08:21 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) memang harus diselamatkan. Namun pemerintah juga harus berpikir tentang utang perusahan maskapai pelat merah yang sudah menumpuk tersebut. Pasalnya, suntikan modal sudah berulang kali dilakukan pemerintah, tapi buktinya manajemen tetap tidak bisa mengatasi hal tersebut.

"Kalau mau dibilangin, istilah penyakit yang sudah kronis, harus diamputasi," ujar anggota Komisi Perhubungan DPR, Saleh Husin, (Selasa, 10/2).

Menurutnya, sebaiknya yang harus diselamatkan adalah karyawan agar mereka tetap bisa bekerja. Demikian juga aset agar tetap berfungsi dan tidak mati.


"Kalau mau MNA sehat, ya pemerintah harus berani meng-cut off utang yang ada. Namun tentu itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang panjang," tekan Ketua DPP Partai Hanura ini.

Dia menjelaskan, seharusnya Menteri Negara BUMN segera menyalurkan karyawan serta aset yang ada ke anak perusahan lalu dikerjasamakan dengan pihak swasta yang berminat serta berpengalaman. "Agar tidak membebani APBN kita," tandasnya.

Kemarin, Dirut Merpati, Capt Asep Ekanugraha, dalam konferensi pers mengungungkapkan, pembahasan penyelesaian utang Merpati dengan cara konversi utang sedang dibahas kembali dengan Kementerian Keuangan selaku kuasa pemegang saham Merpati. Pihaknya meyakini total utang yang sudah sekitar Rp7,3 triliun dapat diselesaikan dengan melakukan pola "debt to equty swap" (konversi utang menjadi saham).

Menurut Asep, konversi utang Merpati terutama kepada Pemerintah dan BUMN sesungguhnya sudah menjadi bagian dari proses penyelamatan Merpati yang dirapatkan pada 12 November 2013. "Sudah pernah dibahas, sekarang tinggal bagaimana pelaksanaannya saja," ujar seraya menambahkan, saat ini lebih dari 50 persen utang Merpati adalah kepada Pemerintah dan BUMN. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya