Berita

foto: net

Bisnis

Awas, Rute Penerbangan Perintis Akan Diisi Asing

SABTU, 08 FEBRUARI 2014 | 17:39 WIB | LAPORAN:

Pemerintah disarankan agar tidak menutup perusahaan penerbangan Merpati Nusantara kebanggaan nasional.

Pemerintah seharusnya belajar dari kebijakan yang telah diambil oleh beberapa negara seperti Jepang, Filipina, Yunani dan Belanda yang telah menghadapi permasalahan serupa. Disebutkan, tiga negara pertama memutuskan untuk tetap mempertahankan perusahaan penerbangan nasionalnya, sementara Belanda tidak melakukan hal yang sama.

"Sekarang, pemerintah dan masyarakat Belanda menyesal sekali," ujar praktisi penerbangan, Arista Atmadjati, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/2).


Keinginan pemerintah Belanda untuk mengembangkan sektor industri penerbangan sudah tidak bisa dilakukan melalui perusahaan penerbangan nasionalnya, sementara sekarang transportasi moda udara sedang berkembang dengan pesat di dunia internasional.

Di sisi lain, maskapai Merpati juga memiliki captive market yang jelas. Malahan, masyarakat Indonesia bagian Tengah dan Timur seperti Kalimantan, Sulawesi, NTT dan Papua sangat fanatik menggunakan pesawat Merpati ketimbang maskapai lainnya.

Berdasarkan laporan Kementerian Perhubungan, jenis bandara paling banyak di Indonesia ialah small runway untuk pesawat perintis dan terdapat 19 rute penerbangan yang hanya dilayani Merpati. Sementara, hanya sedikit perusahaan penerbangan yang terjun dalam penerbangan skala kecil. Sehingga, maskapai Merpati memiliki prospek ekonomi yang bagus.

Peran Merpati juga sangat diperlukan mengingat akan diselenggarakannya ASEAN Open Sky pada 2015 mendatang, dimana setiap maskapai penerbangan negara-negara Asia Tenggara bisa dengan bebas melintasi wilayah udara kawasan itu. Jika Merpati tidak dibantu oleh pemerintah dan bangkrut, maka rute penerbangan perintisnya bisa dikuasai oleh maskapai asing.

"Kita membutuhkan rute perintis, kalau kosong akan diisi oleh negara asing," kata Arista. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya