Berita

ilustrasi

Bisnis

Pemberitahuan Ditampilkan Di Monitor Lobby Dan Lift

Kemenpan Tunda Umumkan Hasil Seleksi CPNS
JUMAT, 07 FEBRUARI 2014 | 09:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Surat bernomor B/758/S.PAN-RB/2/2014 tertanggal 5 Februari 2014 itu ditampilkan di situs Kementerian Pemberdayaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Dimasukkan di laman www.menpan.go.id kanal berita terkini.

Surat hasil scanning berkop Kemenpan RB itu dibuat Tasdik, Sekretaris Panitia Seleksi Nasional (Panselnas). Tasdik juga menjabat Sekretaris Kementerian.

Hingga kemarin sore, surat yang ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian pusat dan daerah itu, sudah diunduh sebanyak 7677 kali.


Isinya memberitahukan bahwa pengumuman kelulusan peserta seleksi CPNS dari tenaga honorer kategori II (K2) ditunda. Sedianya, hasil seleksi diumumkan pada 5 Februari. Namun ada kendala teknis. Demikian alasan Tasdik.

Di surat yang ditembuskan ke Menteri dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga tidak disebutkan sampai kapan penundaannya.

Pengumuman yang sama juga ditampilkan di layar monitor di lobby Kantor Kemenpan RB di Jalan Jenderal Sudirman Kavling 69, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Monitor model touch screen itu ditempatkan di samping kiri meja resepsionis. Pemberitahuan sama juga ditampilkan di dua monitor di samping lift.

Naik ke lantai 2 terdapat ruang Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur. Ruang Deputi SDM Aparatur juga berada di lantai ini. Ruang kerjanya tertutup rapat. Muklis, staf bagian ini menyebutkan bosnya sedang rapat dengan Menpan-RB Azwar Abubakar.

“Dari pagi sudah rapat,”  ungkap Muklis yang ditemui siang kemarin sedang memasukkan data ke komputer. “Beberapa hari ini malah rapat kadang sampai jam 12 malam,” ujar pria yang memakai batik lengan pendek warna hijau muda itu.

Muklis tak tahu apa agenda yang dibahas di rapat itu. Namun, dia tak menampik rapat membahas soal pengumuman seleksi CPNS yang diikuti tenaga honorer K2.

“Pak Menteri akan menghadap Bapak Presiden di Istana. Mungkin rapat kali ini juga mengenai persiapan laporan seleksi CPNS K2,” katanya.

Dijadwalkan, Menteri Azwar Abubakar menghadap presiden pada Jumat hari ini. Namun, Muklis belum menerima kabar lagi mengenai itu.

Biasanya, pengumuman hasil seleksi CPNS akan diumumkan Kementerian setelah melapor terlebih dulu kepada presiden. “Jadi tak ujug-ujug diumumkan,” katanya.

Sejak beberapa hari lalu, presiden melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Hingga Rabu, 5 Februari, SBY masih di daerah sehingga Menpan dan RB belum sempat melaporkan hasil seleksi CPNS K2.

Naik ke lantai 5 gedung kementerian terdapat ruang Biro Hukum, Humas dan Sistem Informasi. Staf di sini bekerja di ruang yang disekat-sekat pembatas cokelat.

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kemenpan-RB Herman Suryatman menyampaikan, tertundanya pengumuman hasil seleksi CPNS dari tenaga honorer K2 lantaran belum rampungnya semua proses penilaian. Penilaian dilakukan Panselnas.

“Ada kendala teknis sedikit. Ini hanya beberapa bagian lagi. Tinggal sedikit lagi yang masih perlu dirampungkan supaya bisa segera diumumkan,” ujar Herman
.
 Lalu kapan diumumkannya? Herman belum bisa memastikan. “Ya dalam waktu yang sesegera mungkin lah,” ujarnya.

“Kami memohon maaf atas ketertundaan ini. Dan kami sampaikan bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama akan segera diumumkan,”  kata Herman.

Seleksi CPNS dari tenaga honorer K2 diikuti 649.284 orang. Mereka berasal dari 37 kementerian/lembaga dan 510 pemerintah daerah. Sementara formasi yang tersedia hanya 218 ribu.

“Artinya yang diambil itu hanya sekitar 30 persen dari total keseluruhan peserta uji seleksi honorer K2,” jelasn Herman.

Tenaga honorer kementerian/lembaga yang ikut seleksi sebanyak 86.644. Sedangkan tenaga honorer pemda sebanyak 562.640 orang. Sebanyak 77 persen di antaranya berpendidikan SLTA.

Adapun formasi yang diincar para pelamar tenaga honorer adalah tenaga teknis/administrasi yakni 54 persen, tenaga pendidik 42 persen, tenaga penyuluh dan kesehatan sebanyak 4 persen.

Pesertanya Banyak, Penilaian Jadi Lama

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kemenpan-RB Herman Suryatman mengatakan, banyaknya peserta yang ikut seleksi berpengaruh kepada proses penilaian serta pengumuman kelulusan.

Sebelumnya, peserta harus mengikuti dua ujian. Pertama, ujian standar nasional atau passing grade. Berikutnya ujian affirmatif. Tes ini mempertimbangkan empat faktor, yakni usia, kategori masa kerja, kategori bidang kerja seperti bidang pendidikan, kesehatan dan tenaga penyuluh.

Banyak tenaga honorer yang kini sudah tak muda lagi. Umumnya ketika diangkat menjadi tenaga honorer pada Januari 2005 mereka masih berusia di bawah 35 tahun. Saat ini usia mereka tentu sudah kepala empat.

 Herman menjelaskan, untuk ujian passing grade sudah menggunakan sistem komputerisasi (computer assisted test/CAT). Peserta  mengerjakan soal tes melalui komputer. Jawaban akan langsung masuk ke server.

 Materi yang diujikan terdiri dari Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan Tes Kompetensi Bidang (TKB). Tes Kompetensi Dasar terdiri dari tiga jenis tes. Yaitu Tes Kepribadian, Tes Intelegensia Umum dan Tes Wawasan Kebangsaan. Sedangkan untuk materi Tes Kompetensi Bidang disesuaikan dengan tiap profesi.

 Tes Karakteristik Pribadi berisi materi seputar integritas, semangat berkarya, kreativitas dan inovasi, orientasi dan pelayanan, orientasi kepada orang lain, kemampuan beradaptasi, kemampuan mengendalikan diri, kemampuan bekerja mandiri dan tuntas. Juga kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan, kemampuan bekerja sama dengan kelompok, dan kemampuan menggerakan dan mengkoordinasikan orang lain.

 Tes Intelegensia Umum berisi materi yang berhubungan dengan kemampuan verbal, numerik, kemampuan berpikir logis, dan kemampuan berpikir analitis.

Sementara Tes Wawasan Kebangsaan berisi materi seputar pilar kebangsaan (Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika). Selain itu materi yang mungkin diujikan adalah seputar sejarah Indonesia, dan kebijakan publik.

“Untuk model tes dengan parameter TKD dan TKB itu tidak terlalu masalah, sebab langsung dilakukan dengan komputerisasi. Yang agak njlimet atau kesulitan tinggi itu dengan memadukan dengan parameter affirmatif tadi,” jelas Herman.

 Model pengujian affirmative itu, lanjut dia, memiliki tingkat kesulitan penilaian yang tinggi. Sebab, harus mempertimbangkan usia, yakni makin tua seseorang, CPNS honorer akan semakin berpeluang untuk diterima, sesuai kebutuhan di lokasi yang ada.

Kemudian, kategori masa kerja, semakin lama seseorang CPNS K2 bekerja juga akan semakin berpeluang untuk lolos diterima sebagai PNS.  Kategori ketiga, yakni berdasarkan bidang kerja terutama pada bidang Pendidikan, Kesehatan dan Tenaga Penyuluh. “Mereka itu merupakan pos yang prioritas,” ujar dia.

 Sedangkan kategori keempat, berdasarkan kewilayahan. Semakin terpencil atau bila semakin sulit kondisi wilayah penempatan dan tempat bertugas akan semakin besar peluangnya untk diterima.

“Jadi memang daerah terpencil itu lebih berpeluang diterima. Jangan samakan semua wilayah seperti di Pulau Jawa yang akses dan pelayanannya lebih bagus. Negara kita negara kepulauan dengan wilayah yang banyak yang sulit,” beber Herman.

Karena itulah, lanjut Herman, Panselnas yang terdiri dari kampus, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), BPPT, Badan Kepegawaian Nasional (BKN), Kemenpan-RB dan lembaga lainnya tak memperoleh CPNS yang memenuhi syarat itu.

“Harus wise atau lebih bijak juga kita dalam melakukan seleksi. Tidak bisa hanya karena misalnya bisa lulus passing grade, tetapi pertimbangan affirmatifnya. Jadi modelnya adalah kombinasi kedua metode tadi,” jelas Herman.

 Beberapa kali, lanjut Herman, Panselnas melakukan simulasi. “Persyaratan-persyaratan dan hasil seleksi itu disimulasi, dicocokkan dengan kondisi affirmatif tadi. Nah, itu kesulitan teknis yang masih terjadi. Dan itu butuh waktu, bayangkan jika 600 ribu peserta yang diseleksi sementara yang akan diambil itu hanya 218 ribu formasi, itu tidak mudah bukan,” jelas dia.

 Dengan pola seleksi seperti itu diharapkan akan mencapai hasil yang maksimal, obyektif dan berkualitas. “Jadi, lebih baik pengumumannya tidak buru-buru, sebab harus dipastikan bahwa proses ini memiliki standar fairness dan berkeadilan,” tandas Herman.

Diakses 10 Ribu Orang Bersamaan, Server Pun Hang

Menjelang pengumuman hasil seleksi CPNS dari tenaga honorer K2, situs Kemenpan RB yang beralamat www.menpan.go.id justru tak bisa diakses. Kenapa?

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kemenpan-RB Herman Suryatman menandaskan, tidak bisanya situs itu diakses bukan kesengajaan. Tapi karena ada kendala teknis di server. “Tidak ada yang meng-hack website ini. Tapi karena yang mengaksesnya membludak,” jelasnya.

Dalam sehari, sebut dia, situs Kemenpan RB diakses tak kurang dari 300 ribu orang. “Dalam waktu bersamaan, bisa 10 ribu orang yang nge-hit, mengunduhnya. Kalau lima ribuan orang sih masih bisa. Tetapi kalau di waktu bersamaan sampai 10 ribuan orang ya (server) jadi tak bisa terlayani,” jelas Herman. Dalam dunia komputer, kejadian ini diistilahkan hang.

Menurut dia, saat ini memang banyak peserta seleksi CPNS tenaga honorer K2 yang menanti hasil pengumuman kelulusannya. Mereka pun mengakses situs Kemenpan-RB untuk mengetahuinya.

Agar situs bisa diakses, Kementerian untuk menambah kapasitas dan memori server. “Itu sudah kita langsung lakukan. Semoga bisa segera normal,” harapnya.

Tadi malam, situs Kemenpan- RB sudah bisa diakses. Walaupun agak lemot, Rakyat Merdeka bisa membuka pengumuman mengenai penundaan hasil kelulusan seleksi CPNS.

Panselnas, tandas Herman, menunda pengumuman hasil seleksi ini bukan karena proses penilaian masih terus berlangsung. Lantaran belum bisa diumumkan di situs Kemenpan RB.

“Tidak ada urusan nama seseorang, tetapi murni dengan persyaratan yang ada. Setiap lembaga yang menjadi anggota Panselnas juga bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Kami bekerja sampai lembur hingga subuh-subuh, tidak ada upaya bersengaja agar prosesnya menjadi aneh-aneh. Itu tidak ada,” pungkasnya.

Hasil Seleksi CPNS Guru Cantumkan Usia Dan Skor


Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) hanya akan mengumumkan nama tenaga honorer K2 yang lulus seleksi CPNS saja. Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana bilang, pengumuman model ini agar efisiensi.

“Yang lulus saja yang diumumkan nama dan nomornya,” katanya. Pengumuman ini bersifat final dan akan dimuat di website Kemenpan-RB tersebut dalam format PDF.

Bima menyampaikan, pihaknya tidak bisa mengumumkan semua hasil seleksi yang diikuti lebih dari 600 ribu orang itu. Hasil seleksi ini akan diserahkan kepada daerah atau instansi  masing-masing seperti halnya hasil tes jalur umum.

 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Azwar Abubakar mengatakan, Panselnas melibatkan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dalam mengamankan hasil seleksi. “Lemsaneg memasang watermark, agar hasilnya tidak dapat diutak-atik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Azwar.

Politisi PAN itu juga menegaskan bahwa dalam menentukan kelulusan seleksi, Panselnas tetap memberlakukan  passing grade. Panselnas telah menerima masukan, aspirasi dan afirmasi dari berbagai daerah sehingga passing grade satu daerah dengan daerah lain tidak sama.

Perlakukan berbeda diterapkan untuk peserta seleksi K2. Nantinya di situs Kemenpan- RB akan dicantumkan usia, lamanya masa kerja berikut skor. Ini tidak ditampilkan untuk peserta seleksi tenaga teknis/administrasi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya