Berita

gita wirjawan

Di Sini Dituding Agen Asing, di Aussie Gita Dianggap Ancaman

KAMIS, 06 FEBRUARI 2014 | 18:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pandangan Indonesianis dari Australian National University, Prof. Greg Fealy terhadap sosok Gita Wirjawan mencerminkan kekhawatiran pihak asing terhadap sikap ekonomi-politik peserta Konvensi Capres Partai Demokrat itu selama ini.

Kalau menjadi Presiden, mantan Menteri Perdagangan itu dianggap berpotensi mengganggu kepentingan negara-negara Barat.

Selain itu, penilaian Greg Fealy itu juga memutarbalikkan opini yang berkembang selama ini di Tanah Air bahwa Gita, yang merupakan Ketua Barindo itu, kerap dituding pro asing dan agen neolib.


"Pandangan Fealy ini menarik jika melihat opini yang dikembangkan di media-media Indonesia yang justru menuduh Gita agen Neolib, tidak pro kepentingan bangsa," jelas Sekjen Barindo Fajar Riza Ul Haq kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 6/2).

"Yang pasti, pemihakan asing terhadap figur Jokowi karena dinilai lebih friendly, tidak akan menggoyahkan komitmen 'Merah Putih' Gita, utamanya menyangkut kepentingan ekonomi nasional," sambung alumni Program Pertukaran Pemimpin Muda Muslim Indonesia-Australia ini.

Sebelumnya, Greg Fealy menilai, kalau Gita Wirjawan terpilih jadi Presiden, akan berdampak negatif terhadap Australia. Hal ini terlihat dari sejumlah kebijakan Gita saat menjadi Mendag, terutama terkait penghentian impor daging sapi tahun lalu. Menurutnya, yang berpeluang besar menjadi presiden Indonesia adalah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang pertentangannya dengan kebijakan Australia minim sekali.

Dia menilai, permasalahan Jokowi jauh lebih sedikit daripada Gita Wirjawan. "(Gita) salah seorang yang paling vokal dalam masalah tekait dengan Australia dan Amerika Serikat," ungkapnya.

Gita sendiri menilai Indonesianis itu tidak memahami prinsip pentingnya kerjasama ekonomi secara bilateral yang saling menguntungkan tanpa mengabaikan kepentingan nasional masing-masing negara.

"Kita harus jelas dengan nasionalisme kita ke depan. Yang pasti, kerjasama dengan negara manapun harus adil dan meningkatkan martabat, kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat Indonesia," jelas Gita. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya