Berita

Nusantara

Banjir di Indonesia Karena Belum Ada Aturan Konservasi Tanah dan Air

KAMIS, 06 FEBRUARI 2014 | 15:37 WIB | LAPORAN:

Penyebab utama bencana banjir yang melanda di berbagai wilayah Indonesia adalah karena tidak ada payung hukum.

"Banjir yang melanda di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Ibukota adalah tidak adanya payung hukum dalam bidang konservasi tanah dan air," tutur guru besar Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Totok Gunawan saat rapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Kamis (6/2).

Totok mengungkapkan bahwa pihaknya mempunyai citra satelit yang dapat menunjukkan tempat-tempat yang seharusnya menjadi resapan air di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat.


"Kita punya citra satelit yang bisa menunjukkan di atas bendungan Katulampab itu mana yang salah, yang mana yang harus kita perbaiki," ungkapnya.

Namun sayangnya, kata dia lagi, belum adanya payung hukum tentang konservasi (pelestarian atau perlindungan) tanah dan air.

Totok mengungkapkan bahwa kesalahan pemerintah adalah melakukan upaya konservasi dengan cara yang salah. Konservasi yang dilakukan pemerintah tidak tepat sasaran, tidak didasarkan pada lokasi yang tepat.

Menurutnya, pemerintah hanya memperhatikan besarnya biaya konservasi, namun tidak melihat keuntungan yang akan dihasilkan dari konservasi tersebut yang merupakan program jangka panjang.

Rapat tersebut merupakan rapat dengar pendapat umum Komisi IV DPR mengenai masukan pembentukan naskah akademik dan draft RUU Konservasi Tanah dan Air yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV, Firman Subagyo dan juga dihadiri oleh perwakilan dari IPB, UI, dan Kementrian Kehutanan. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya