Kementerian Perindustrian (Kemenperin) percaya diri (pede) pertumbuhan industri tahun ini akan lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Direktur Jenderal Industri Manufaktur Kemenperin Benny Wachyudi memprediksi, pertumbuhan industri naik 0,5 persen dibanding tahun lalu, sehingga menjadi 6,5 persen. Kenaikan itu karena adanya Pemilu.
“Itu akan didorong oleh tingginya konsumsi selama masa Pemilu,†kata Benny saat dihubungi, kemarin.
Kendati begitu, dia mengakui ada tantangan bagi industri dipicu kenaikan upah buruh dan tarif listrik. Kementerian pun tidak memungkiri terjadi potensi pelambatan industri. Namun, semua itu dapat teratasi dengan besarnya peluang belanja tambahan Pemilu. “Pasti tetap tumbuh,†ucapnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan, beberapa industri akan menjadi penopang utama pertumbuhan industri manufaktur. Ia menyebut industri tekstil dan makanan minuman dapat menjadi pendorong. “Paling tidak, dua sub sektor itu sanggup bertahan dan tumbuh,†katanya.
Menurutnya, investasi manufaktur akan terus melonjak. Salah satu penyebabnya karena aturan larangan ekspor mineral mentah. Hal itu akan memacu investasi di industri penghiliran mineral.
Investasi penghiliran mineral akan memperkuat industri manufaktur nasional. Benny mencontohkan, investasi pabrik baja akan menambah jaminan pasokan bahan baku dari dalam negeri untuk industri baja hilir.
Staf Khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno mengatakan, investasi di industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki ditaksir rendah tahun ini.
“Industri padat karya menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah kenaikan UMP (upah minimum provinsi), tarif listrik hingga gas. Akibatnya, investasi lebih mengarah ke industri padat modal,†ujar dia.
Menurutnya, politik kebijakan upah dan Undang-Undang Ketenagakerjaan sangat tidak mendukung perkembangan industri padat karya. Investasi manufaktur bakal terkendala masalah pengupahan. Imbasnya, peningkatan investasi tidak diikuti penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Hal berbeda disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Dia mengatakan, momentum Pemilu diyakini tidak mampu mendongkrak kinerja industri.
“Pemilu tidak akan banyak membawa perubahan signifikan. Barang-barang untuk Pemilu sudah dipesan kira-kira lima bulan sebelumnya, alias tahun lalu. Mau mendorong pertumbuhan seperti apa,†kata Sofjan. ***