Perempuan Aceh Ikut Meriahkan Barongsai

Suara genderang dan simbal yang riuh sebagai alat musik pengiring atraksi kesenian Barongsai membuat mayarakat di sekitar Jalan TP Polem berduyun-duyun memenuhi jalan tepat di depan Vihara Dharma Bakti, Peunayong, Kota Banda Aceh, Jumat (31/1).

Rombongan Barongsai Dragon Golden binaan Yayasan Hakka Aceh ini tampil memukau dalam perayaan Imlek 2565 atau Tahun Baru China sehingga mengundang decak kagum dan tepuk tangan meriah dari penonton yang menyaksikan berbagai atraksinya.

Anggota permainan Barongsai ini ternyata tidak semuanya keturunan China, karena terdapat dua perempuan pribumi berjilbab hitam yang turut memeriahkan permainan musik Barongsai dengan memainkan alat musik jenis Simbal. Mereka adalah Rati Puspasari dan Maisarah Fatmawati, Siswi SMUN 11 Banda Aceh yang tampak menyatu dengan kelompok ini.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Yayasan Hakka Aceh, Kho Khie Siong, yang akrab disapa Aky, mengatakan bahwa permainan Barongsai adalah salah satu seni budaya yang dimiliki oleh etnis China dan selalu meramaikan setiap pesta pergantian tahun atau kegiatan lainnya.

"Kami ingin mengubah pandangan orang yang beranggapan bahwa Barongsai itu adalah bagian dari ritual ibadah, padahal ini murni seni budaya," ujar Aky kepada Rakyat Merdeka Online beberapa waktu yang lalu.

Dijelaskannya pula, siapapun dapat bergabung untuk belajar dalam tim Barongsai binaan Yayasan Hakka Aceh ini, dan pihaknya selalu ingin memadukan musik Aceh dengan seni China melalui Barongsai.

"Kelompok Barongsai kami kerap tampil di berbagai event dan pentas seni di Aceh, bahkan sering pula berkalaborasi dengan tarian khas Aceh seperti Seudati dan  Rapai Geleng," jelas  Kho Khie Siong. [ald]