Berita

foto: net

Politik

Capres Independen Malah Bikin Kacau

RABU, 08 JANUARI 2014 | 14:37 WIB | LAPORAN: RAHMAD ROMLI

UU 42/2008 tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden sudah sangat baik karena menolak pencalonan warga negara dari jalur independen. Namun, wajar juga bila banyak pihak yang ingin mengamandemen agar calon independen bisa berpartisipasi.

Pengamat politik Universitas Sriwijaya (Unsri), Ardiyan Saptawan, menilai, sistem politik Indonesia tak sama dengan Amerika Serikat yang membolehkan calon independen menjadi Capres.  Sistem Federal yang dianut AS membuat parlemen mereka memutuskan kebijakan lewat suara senator, yang menjadi perwakilan daerah masing-masing.

"Tapi di Indonesia kan tidak, bahkan sebetulnya demokrasi kita lebih maju dari Amerika Serikat. Parlemen kita pernah menganut sistem senator yakni melalui penetapan dari MPR. Tapi di lembaga tertinggi itu juga calon independen sulit menang," terang Ardiyan Saptawan saat dihubungi RMOL Sumsel, Rabu (8/1).


Ardiyan menguraikan kelemahan-kelemahan sistem capres independen. Antara lain biaya kampanye tinggi karena luasnya wilayah Indonesia, banyak kelompok yang ikut bermain sehingga menimbulkan politik 'dagang sapi' dan demokrasi yang kacau,  timbul kelompok sparatis akibat ketidakpuasan terhadap kekalahan, serta banyak kelemahan lainnya.

Lain dengan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), yang lingkupnya lebih kecil meski tetap mengeluarkan dana yang besar. Para senator ini bisa menang bila berhasil meraih suara minimal 3 persen dari total jumlah pemilih di daerahnya.

"Jadi saya kira sudah tepat undang-undang tentang Pilpres ini. Kalau calon independen mau dipaksakan ya kita harus mengamandemen lagi. Sementara hasilnya juga belum sesuai harapan," ujarnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya