Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai provinsi Jawa Barat patut menjadi contoh bagi daerah lain dalam pembinaan industri jasa keuangan.
Anggota Dewan Komisioner OJK, Ilya Avianti mengungkapkan salah satu dasar penilaiannya yakni perkembangan sektor perbankan dan pasar modal di provinsi berpenduduk terbesar di Indonesia itu pada triwulan III, yang mencapai 5,7 persen.
"Peran Provinsi Jawa Barat cukup signifikan. Ini semua berkat kepemimpinan Bapak Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar) yang berhasil memajukan dan menjaga pertumbuhan perekonomian dalam kondisi yang baik," ujar Ilya saat acara pembukaan Kantor Regional 2 OJK Jawa Barat di Gedung Bank Indonesia Jawa Barat, Kota Bandung, Senin, (6/1).
Menurutnya, berbagai kebijakan Pemprov Jabar mampu mendongkrak kemajuan perekonomian warga, yang sekaligus berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Ilya menambahkan, OJK optimis Jabar menjadi pusat jasa industri keuangan, yang juga mendorong industri lainnya tumbuh pesat. "Semua capaian ini menjadi contoh baik pemerintah daerah lainnya," tandasnya.
Masih menurut Ilya, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang disokong PT BPR Jawa Barat dan PT Jaminan Kredit Daerah atau Jamkrida Jawa Barat, sangat menggembirakan. PT BPR Jawa Barat dan PT Jaminan Kredit Daerah adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat.
Diungkapkan pula, Bank BJB (Bank Jabar Banten) kini menjadi bank daerah beraset terbesar di Indonesia. Aset BJB mencapai Rp 64,29 triliun.
Ilya juga menyebutkan pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat cukup mengesankan: mencapai 6,6 persen total aset perbankan Jabar. Padahal, aset perbankan syariah secara nasional hanya mencapai 3,4 persen.
"Semoga dengan dukungan Pemprov Jawa Barat, OJK mampu berkiprah aktif dalam memberikan pelayanan, perlindungan, dan edukasi kepada masyarakat dalam bidang jasa industri keuangan," harap Ilya.
[rus]