PT Newmont Nusa Tenggara (NNT)
PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) terletak di sebelah barat daya Pulau Sumbawa, KecaÂmatan Jereweh dan SekongÂkang, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Perusahaan asal AmeÂrika Serikat (AS) ini meneÂmukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Tambang Batu Hijau.
Tidak mudah untuk mencaÂpai ke sana. Dari Jakarta diperÂlukan waktu hampir setengah hari untuk sampai ke daerah perÂtambangan Newmont. PaÂsalÂnya, akses untuk ke sana maÂsih belum memadai. MaÂsyaÂrakat harus menggunakan kapal Feri, itupun hanya ada pagi dan sore.
Rakyat Merdeka yang berkeÂsempatan mengunjungi perÂtamÂbangan itu secara langsung memerlukan waktu hampir 11 jam untuk sampai ke lokasi. Dari Jakarta sekitar pukul 06.30 WIB, pesawat yang ditumpangi mendarat di Bandara InterÂnaÂtional Lombok, Praya, pukul 09.30 WITA.
Dari Praya, diperlukan waktu 2 jam guna melakukan perjaÂlanan lagi menuju ke Pelabuhan Kayangan. Di Pelabuhan KaÂyangan juga menunggu
boat yang baru datang pukul 15.30 WITA.
Boat ini sebenarnya milik Newmont, tapi bisa diguÂnakan juga oleh masyarakat umum yang ingin berkunjung ke tambang. Pelayaran dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Benete memerlukan waktu satu setengah jam.
Sampai di Pelabuhan Benete, pihak Newmont memberikan kartu khusus untuk masuk ke daerah pertambangan. SebenarÂnya perjalanan belum selesai, karena dari Benete masih meÂmerlukan waktu setengah jam lagi untuk masuk ke daerah perÂtambangan pusat di SeÂkongkang.
Di daerah itu terdapat tamÂbang terbuka atau
open pit yang merupakan lubang berbentuk mangkuk, berdiameter sekitar 500 meter dengan kedalaman 200 meter lebih. Lubang itu dijadikan tempat dimana
ore (bijih batuan) berada, yang jika diolah akhirnya menghasilkan konÂsentrat.
Selain menjelajah daerah perrtambangan,
Rakyat MerÂdeka juga mengunjungi daerah lingkar tambang Newmont. Daerah ini merupakan kawasan di sekitar tambang yang sangat merasakan dampak baik secara ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Di Newmont, daerah lingkar tamÂbangnya antara lain Desa Tongo, Desa Maluk, Desa Ai’ KangÂÂkung dan’Desa Sekongkang.
Desa yang disingÂgahi adalah Desa Tongo. Desa yang pintu masuknya berseÂbelahan deÂngan pintu keluar Newmont ini terlihat sederÂhana. Masih muÂdah ditemukan sapi warga yang berkeliaran bebas di jalan.
Ibrahim, salah satu warga yang ditemui mengaku kehiduÂpannya berubah sejak NewÂmont datang ke desanya. Dari segi ekoÂnomi, kondisi keluarÂgaÂnya teÂrangkat. Makanya dia tidak seÂtuju dengan larangan ekÂspor konÂsentrat dari pemeÂrintah puÂsat. “Kalau NewÂmont tutup leÂbih baik pemerintah bom saja deÂsa kami ini,†ujarÂnya berapi-api.
Sama halnya dengan warga Desa Maluk. Para warganya sebagian mengaku risau ketika mendengar Newmont bisa tutup jika Undang-Undang MiÂnerba tetap diberlakukan. ***