Berita

Politik Islam Menentukan Nuansa dan Peta Politik Indonesia

Jurnal MAARIF Edisi Desember Diluncurkan
KAMIS, 19 DESEMBER 2013 | 10:45 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Setiap lima tahun sekali, bangsa Indonesia melaksanakan hajatan politik besar; Pemilihan Umum Legisltaif dan Eksekutif. Tahun 2014 adalah pemilu ke-4 pasca reformasi. Selama itu pula pasang surut politik Indonesia terus berlangsung, termasuk di dalamnya adalah politik Islam dan Islam politik di Indonesia.

"Dengan populasi muslim yang besar, maka membincang mengenai masa depan politik Islam dan Islam politik di Indonesia adalah perkara yang taksederhana, terutama menjelan pemilu 2014. Tak berlebihan jika menyebut, pasang surutnya dinamika politik Islam di Indonesia akan menentukan nuansa dan peta politik Indonesia lima tahun kedepan," jelas Ahmad Fuad Fanani dalam peluncuran Jurnal MAARIF Vol. 8 No. 2 Desember 2013 tentang Ekspresi Politik Umat Islam, kemarin di Gedung FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain Pemimpin Redaksi Jurnal MAARIF, Ahmad Fuad Fanani peluncuran sekaligus diskusi ini dihadiri Sekjen PPP, Romahurmuziy dan pengajar FISIP UIN Jakarta dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sebagai pembicara. Sementara Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari menjadi pembicara kunci.


Fuad menjelaskan, dalam peta politik Islam kontemporer, terutama pasca reformasi, kontestasi antara kelompok Islam politik (Islam formalis) dan politik Islam (Islam substantif) terus terjadi dan berjalan dinamis. Kelompok Islamis adalah kelompok umat Islam yang menginginkan penerapan syariat Islam secara formal, meyakini Islam sebagai keyakinan hidup (belief system) yang sempurna, dan mencita-citakan berdirinya sistem Islam atau Islamic state.

“Kelompok ini bisa berbentuk ormas seperti MMI, HTI, dan Tarbiyah, namun bisa juga dalam bentuk partai Islam seperti PPP dan PBB yang hingga kini getol untuk memerjuangkan penerapan syariat Islam secara formal dalam Konstitusi Indonesia ketika amandemen UUD 1945 tahun 2002 lalu," jelasnya.

Di sisi lain, kelompok politik Islam substantif, cenderung menyerukan pemahaman dan aspirasi politik Islam yang lebih moderat. Kelompok ini direpresentasikan oleh organisasi Islam moderat Muhammadiyah dan NU. Pada bagian lain, kelompok ini juga diwakili oleh partai-partai yang berbasiskan organisasi Islam, tapi berdasarkan visi kebangsaan, seperti Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa.

“Hingga hari ini, organisasi muslim terbesar di Indonesia yang diwakili oleh Muhammadiyah dan NU tidak menyetujui penerapan syariat Islam secara formal di level negara seperti pencantuman Piagam Jakarta. Kelompok ini juga menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara Indonesia yang wajib dijaga oleh seluruh komponen bangsa,” jelas Fuad.

Kelompok Islam substantif ini juga diwakili oleh sebagian aktivis Islam yang aktif di berbagai organisasi sekuler dan partai nasionalis. Di sini tampak bahwa ada pergeseran muslim Indonesia terkait dengan aspirasi politiknya. Mereka berpikir bahwa aspirasi politik Islam bisa disalurkan lewat partai lain yang bervisi inklusif dan kebangsaan. Aspirasi politik Islam tidak identik dengan partai Islam.

"Fenomena ini sebetulnya bukanlah hal yang baru, tapi sudah dimulai di Partai Golkar semenjak era 1980-an ketika partai ini banyak merekrut para aktivis Islam sebagai pengurus dan kadernya. Jargon Cak Nur yang menyatakan: Islam Yes, Partai Islam No!, banyak menjadi inspirasi dan legitimasi dalam fenomena ini," tandasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya