Berita

soekarno/net

LMND: Film Soekarno versi Hanung Bramantyo Ahistoris

SELASA, 17 DESEMBER 2013 | 07:47 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Film Soekarno karya Hanung Bramantyo membuat geram rakyat Indonesia yang mencintai Bapak Bangsa-nya. Film itu dianggap mengaburkan sejarah Soekarno dan perjuangan kemerdekaan.

Melalu film Soekarno yang berdurasi 2 jam 17 menit tersebut, Hanung Bramantyo mencoba menggambarkan seorang sosok besar Bapak Bangsa, proklamator, dan sekaligus presiden pertama Indonesia.

"Kami sangat mengapresiasi atas karya tersebut, begitu tidak mudahnya menggambarkan seorang sosok pejuang yang sangat kontroversial baik di dalam maupun di luar negeri seperti the founding father. Akan tetapi seharusnya ada beberapa karakter yang dapat diambil dan disoroti secara jelas oleh pihak peluncur, agar mampu menjiwa karakter Sookarno yang sebenarnya," kata Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lamen Hendra Saputra, beberapa saat lalu (Selasa, 17/12).


Lamen mengakui awalnya ia sempat bersemangat untuk menonton film tersebut. Tetapi setelah menonton, situasi menjadi antiklimaks. Yang pertama, banyak sekali adegan yang menonjolkan kehidupan pribadi Soekarno yang ia nilai seharusnya tidak perlu terlalu banyak ditampilkan. Soekarno diidentifikasikan sebagai seorang antek ataupun kolaborator Jepang.

Bahkan di dalam film tersebut juga Soekarno beberapa kali diteror oleh para pemuda dan diidentifikasikan sebagai pengkhianat. Padahal dalam pertemuan antara Soekarno, Hatta, dan Sjahrir sudah disepakati dua taktik yaitu legal dan ilegal. Legal diperankan Soekarno-Hatta, dan para pemuda menjalankan taktik ilegal.

Sangat sedikit peran pemuda yang ditampilkan, sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sampai hari-hari menjelang kemerdekaan. Padahal peran pemuda sangat penting. Bahkan sosok seperti Amir Sjarifoedin, Aidit, Sakirman, Sayuti Melik, dr Muwardi dan lainnya tidak muncul dalam film.

Dengan itu, LMND menilai ada upaya mengaburkan sejarah dan sosok asli dari founding fathers. Jika film itu terus diputar dan ditayangkan oleh pihak produser maka ditakutkan  akan membentuk hegemoni baru yang ahistoris. Ini akan berbahaya bagi anak bangsa, apalagi ditampilkan secara audio visual.

"Kami meminta agar pihak produser dan sutradara agar menghentikan sementara penyiaran film tersebut sampai disempurnakan kembali," tegasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya