Berita

jalan layang non tol (JLNT) Casablanca

On The Spot

Belum Diresmikan, Sudah Ada Kabel Listrik Hilang

Melihat Persiapan Uji Coba Jalan Layang Casablanca
SENIN, 16 DESEMBER 2013 | 09:51 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Molor setahun, pembangunan jalan layang non tol (JLNT) Casablanca ditargetkan selesai pada Desember ini. Sembilan puluh persen proyek ini sudah selesai. Belum diresmikan, sejumlah fasilitas di jalan penghubung Kampung Melayu-Tanah Abang ini sudah raib. Apa saja yang hilang?

Hari sudah gelap. Doni mengendarai sepeda motor mondar-mandir di atas jalan layang Casablanca yang masih ditutup.

“Kami hanya mengawasi supaya yang sudah kami kerjakan tidak dirusak orang, tidak dicoret-coret, sampai ujicoba dan serah terima jalan ini ke pemerintah DKI Jakarta,” ujar kepala keamanan proyek PT Wijaya Karya (Wika) itu.

Proyek jalan layang ini dipecah menjadi tiga paket. Tiga badan usaha milik negara (BUMN) ditunjuk untuk mengerjakannya. Paket Casablanca dikerjakan PT Wika. Paket Jalan Satrio PT Adhi Karya. Sedangkan Paket Jalan Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya.

“Sebenarnya sudah setahun Wika selesai mengerjakan jalan ini. Tapi karena bagian lain belum selesai, kita harus jaga yang sudah dikerjakan,” kata Doni.

Bagian yang belum selesai terdapat di paket di Jalan Mas Mansyur yang dikerjakan PT Istaka Karya. Akibat masih ada paket yang belum selesai, Wika dan Adhi Karya belum bisa melakukan serah terima proyek. “Ini risikonya jika kerja bersama. Serah terima harus menunggu sampai semua bagian selesai,” keluh Doni.

Beberapa waktu lalu, ruas jalan layang ini menjadi sasaran corat-coret. Coretan memenuhi dinding pembatas paket yang sudah selesai dikerjakan PT Wika dan Adhi Karya. Beberapa remaja tertangkap kamera sebagai pelaku corat-coret.

Mereka naik ke jalan layang yang masih ditutup dari arah Kampung Melayu. Sebab dari arah sebaliknya jalan ini masih terputus di atas fly over Jalan Sudirman. Bagian paket Jalan Mas Mansyur ini masih dikerjakan.

Seminggu terakhir, Doni mengawasi pengecatan untuk menutup coretan. “Banyak benar coretannya. Ini saja baru dicat sebagian,” kata Doni ketika ditemui Jumat malam. Ia menargetkan pengecatan selesai pada akhir pekan ini.

Selain corat-coret, Doni juga mengkhawatirkan aksi pencurian fasilitas di jalan ini. Misalnya besi-besi pembatas dan tiang rambu serta kabel-kabel. Barang-barang itu laku dijual. “Kita jaga agar (besi) pembatas jangan hilang,” katanya.

Malam hari dan saat hujan dianggap waktu rawan pencurian. Makanya, ketika senja berlalu Doni kerap mondar-mandir di ruas jalan yang telah selesai dikerjakan Wika. Hujan gerimis tak menyurutkan niatnya. Mengenakan jas hujan, dia tetap berpatroli.

Dari kejauhan, sejumlah lampu menyala terang di ruas jalan yang masih dikerjakan Istaka Karya. Pengerjakan dilakukan malam hari agar tak mengganggu arus lalu lintas.

Beberapa lampu yang dipasang di lokasi proyek tak menyala. “Sebelum-sebelumnya nyala. Mulai tidak nyala ketika hujan turun,” ujar Waslam, pedagang kopi yang berjualan di mulut jalan layang dari arah Tanah Abang.

Beberapa hari lalu, kata dia, petugas dari PLN sempat memeriksa instalasi listrik di proyek itu setelah sebagian lampu tidak menyala. “Lampu-lampu tetap belum nyala,” kata pria yang berjualan mulai malam hingga pagi hari itu.

Ia mendengar kabar bahwa kabel-kabel—untuk lampu proyek maupun untuk lampu penerangan jalan ini—hilang dicuri.

Doni membenarkan informasi dari Waslam. Beberapa waktu lalu ada yang mencuri kabel-kabel yang ditanam di bawah jembatan layang. Akibatnya, aliran listrik ke beberapa lampu proyek Istaka Karya terputus. “Makanya, kami ngeri kalau tidak melakukan penjagaan,” ujarnya.

Jika sudah serah terima, kata Doni, pengawasan terhadap lampu-lampu jalan ini menjadi tanggung jawab Dinas Penerangan Jalan Umum (PJU). Bukan lagi kontraktor.

Finishing Paket Mas Mansyur Telat  Karena Sewa Alat Berat Sudah Habis

Kepala Seksi Simpang Tidak Sebidang, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta, Heru Suwondo mengatakan progres pembangunan fisik Jalan Layang Non Tol Casablanca sudah 93 persen.

Proyek ini masih menyisakan konstruksi jalan, yakni yang berlokasi di atas fly over Karet yang melintasi Jalan Jenderal Sudirman. Sedikitnya ada tiga tiang penyangga jalan layang yang yang harus disambungkan. Dari tiga tiang itu, terdapat lima titik yang membutuhkan penyambungan. Selain itu,  juga masih perlu pembuatan pembatas jalan untuk keamanan pengguna jalan.

Heru bilang, kontraktor terus ngebut pengerjaan konstruksi fisik proyek ini. Namun ada kendala. “Karena lokasi yang dikerjakan persis berada di atas jalan raya sehingga tidak bisa dikerjakan siang hari,” kata Heru bulan lalu.

Heru mengatakan metode pelaksanaan proyek harus menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kendati begitu, ida mengatakan Pemprov DKI Jakarta tetap terus berusaha menyelesaikan kegiatan tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Saat ini, masih proyek JLNT yang belum rampung, yaitu paket Mas Mansyur atau tepat di atas Hotel Le Meridien yang dikerjakan oleh PT Istaka Karya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Manggas Rudy Siahaan menjelaskan, pengerjaan paket Mas Mansyur belum selesai karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Kesulitan itu antara lain kondisi jalan eksisting, yang hanya memberikan ruang kecil bagi lalu lintas alat-alat berat yang digunakan untuk pembangunan JLNT tersebut.
 
“Ruang yang sempit dan tidak bisa dilalui alat-alat berat, menjadi salah satu faktor penyelesaian konstruksi jalan layang ini tidak bisa secepat paket-paket lainnya,” tutur Manggas.

Direktur Utama PT Istaka Karya Kasman Muhammad berjanji seluruh jalan layang segera tersambung. pada November lalu,  kontraktor akan melakukan pekerjaan finishing dan overlay (pengaspalan) jalan. Namun hingga November berakhir, proyek ternyata belum juga rampung.

Kasman mengatakan, penyelesaian terhambat karena peralatan sudah habis masa sewanya. Peralatan itu harus disewa lagi dan didatangkan dari luar dari Taiwan. 

Alat berat ini diperlukan untuk melakukan pengecoran dan penyambungan ruas jalan dengan ruang yang sempit. Meski tak banyak memakai ruang, pengerjaan proyek tetap dilakukan pada malam hari.

Sebab, ruas dari Jalan Sudirman ke Jalan Moch Mas Mansyur maupun sebaliknya merupakan jalur padat kendaraan. Terutama pada jam-jam sibuk. Pengerjaan baru dimulai pukul 10 malam sampai 5 pagi.

Sebelumnya, paket Mas Mansyur ini mandeg lantaran kontraktor belum dibayar. Istaka Karya menyebutkan Pemprov DKI belum membayar Rp 24 miliar. Akibatnya, kontraktor kesulitan pendanaan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat itu kaget proyek ini belum juga selesai. Sebab, jalan layang ini ditargetkan selesai pada Desember 2012. Sehingga untuk 2013 tak diperlu penganggaran lagi.

Ternyata, Istaka Karya mengklaim belum dibayar. Sebelum mengucurkan anggaran, Basuki yang akrab disapa Ahok ini meminta dilakukan audit terhadap paket yang dikerjakan Istaka Karya yang menelan dana Rp 209 miliar.

Belakangan, Dinas Pekerja Umum (PU) menganggarkan lagi Rp 64 miliar agar jalan layang ini bisa rampung.

Mulut Jalan Layang Jadi Pangkalan Taksi Dan Gerobak Bakso

Bila melintasi dari Casablanca menuju Tanah Abang akan terlihat jalan ruas layang non tol (JLNT)  yang sudah jadi. Jalan itu masih ditutup dengan pagar beton. Namun tak ditutup rapat, masih ada celah bagi orang untuk melintas.

Ruas ini merupakan jalan untuk naik dari arah Kampung Melayu maupun jalan turun dari arah sebaliknya. Di mulut jalan layang ini, puluhan taksi mangkal. Angkutan umum itu diparkir berjejer. Sejumlah mobil pribadi juga diparkir di kedua ruas di mulut jalan layang ini.

Dua gerobak juga mangkal persis di mulut jalan layang ini. Satu gerobak milik penjual kopi dan minuman ringan. Gerobak diparkir di mulut jalan layang dari arah Kampung Melayu menuju Tanah Abang.

Sementara di arah sebaliknya, ada gerobak bakso. Kedua gerobak dipisahkan pagar beton setinggi 1,5 meter.

Kedua gerobak ini ramai ditongkrongi sopir taksi maupun pengemudi mobil pribadi yang ingin rehat sejenak menunggu arus lalu lintas lengang.

Sebuah plang penunjuk arah jalan sudah terpasang di tiang depan pembatas jalan. Di plang itu ada tanda panah warna putih menuju ke arah jalan layang. Di bawahnya dicantumkan arah: Sudirman, Karet dan Tanah Abang.

Senja berlalu, lampu-lampu di ruas jalan layang sudah jadi ini mulai menyala terang. Terlihat bahwa aspal yang melapisi jalan layang ini masih mulus.

Aspal mulus itu sampai ke ruas jalan yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Adhi Karya. Begitu memasuki ruas yang dikerjakan PT Istaka Karya, jalannya belum diaspal. Di badan jalan masih terdapat lubang-lubang. Lubang ini untuk memasukkan kabel listrik.

Besi tiang lampu penerangan, rambu dan pembatas digeletakkan di jalan. Dinding pembatas jalan juga belum rampung. Sejumlah pekerja masih terlihat memasang besi dinding pembatas. Ada yang mengelas. Lainnya memotong-potong besi berbentuk bulat berlubang itu.

“Kalau dilihat dari bawah ke atas, sudah oke. Tapi kalau sudah naik ke atas baru ketahuan belum kelar,” ujar Doni, Kepala Keamanan Proyek Ruas Jalan PT Wika.

Didatangi Jokowi, Pekerja Ngebut Bikin Cor Pembatas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan penggarapan jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang selesai pada awal Desember 2013.

“Insya Allah target pertengahan Desember diuji coba,” kata Jokowi, saat meninjau pengerjaan JLNT, di Tanah Abang, Jakarta, 24 November lalu.

Sementara itu, Jokowi menargetkan pemasangan segmented box girder (SBG alias beton penampang jalan) yang belum sempurna tepat di samping Hotel Le Meridien selesai pada har itu juga.

Setelah semua SBG terpasang, maka pekerjaan selanjutnya adalah pengaspalan permukaan jalan, pengecoran pagar pembatas, pembuatan taman di bawah JLNT, serta pemasangan alat pendukung seperti rambu lalu lintas.

Jokowi menolak mengungkit molornya penggarapan ruas JLNT yang menghubungkan Jalan Mas Mansyur dengan Jalan Dr Satrio ini, “melompati” Jalan Jendral Sudirman.
Kendati demikian, Jokowi mengakui paket Jalan Mas Mansyur memang sulit.

Penggarapan bagian ini hanya dapat dilakukan pada malam sampai dini hari, antara pukul 22.00 sampai 05.00 WIB.

“Kalau bisa dikerjakan siang juga, sudah dulu-dulu bisa cepat selesai. Pokoknya, tinggal penyelesaian rangkaian cor SBG yang terakhir di-kerek, rampung tersambung, rampung... rampung... rampung,” kata Jokowi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan menjelaskan tingginya kesulitan penyelesaian pengerjaan paket Mas Mansyur. Kontraktor paket Mas Mansyur itu adalah PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya.

Kesulitan itu antara lain kondisi jalan asli di sekitar lokasi JLNT yang dibangun hanya memberikan ruang kecil bagi kendaraan melintas selama penggarapan proyek. “(Juga) Ruang yang sempit dan tidak bisa dilalui alat-alat berat, menjadi salah satu faktor penyelesaian konstruksi jalan layang ini tidak bisa secepat paket-paket lainnya,” kata Manggas.

Selama lebih kurang 30 menit, Jokowi mengecek pekerja yang sedang menyelesaikan penggarapan ruas itu. Kehadiran Jokowi, seperti biasa, menarik perhatian warga termasuk pengguna jalan. Kepadatan di sekitar lokasi pun sempat terjadi.

Proyek pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang senilai Rp 900 miliar terdiri atas tiga paket pembangunan, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang seharusnya rampung pada 2012.

Tertunda sekian lama, persoalan pada ruas JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang adalah SBG yang kini disambangi Jokowi. Sempat diwarnai penilaian wanprestasi terhadap PT Istaka Karya, penyelesaian bagian ini ditargetkan rampung pada November 2013. ***

Populer

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Anak Usaha Telkom Hadirkan DreadHaunt, Gim Bergenre Survival Horror

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:57

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

2 Jam 1 Meja

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:40

Dua Mantan Pegawai Waskita Karya Digarap Kejagung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:38

KPK Sita 7 Mobil dan Uang Rp1 Miliar usai Geledah 10 Rumah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:24

Bareskrim Bakal Bongkar Puluhan Artis dan Influencer Terlibat Promosi Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:42

Mudahkan Warga Urus Paspor, Imigration Lounge Kini Hadir di Mal Taman Anggrek

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:19

KPK Cekal 5 Tersangka Korupsi Pencairan Kredit Usaha Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:52

Polisi Tangkap Penyekap Bocah 12 Tahun Selama Seminggu di Kalideres

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:42

KPK Usut Dugaan Korupsi Pencairan Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 22:52

Selengkapnya