Berita

ilustrasi/net

Politikus PKS: Amandemen UUD Jangan Sampai Kebablasan

SENIN, 16 DESEMBER 2013 | 08:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Partai Keadilan Sejahtera mengingatkan untuk menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tidak cukup dengan menempuh jalan amandemen UUD. Tapi juga memerlukan komitmen politik sungguh-sungguh dari pemerintah dan elemen bangsa lainnya.

Menurut politikus PKS Ahmad Rilyadi, harus ada komitmen politik yang jelas untuk memastikan begitu pintu amandemen dibuka, tidak akan ada manuver amandemen yang kebablasan. Ahmad Rilyadi mengungkapkan itu terkait wacana menghidupkan kembali GBHN karena tidak jelasnya arah perjalanan bangsa saat ini.

Wacana menghidupkan kembali GBHN pertama kali disampaikan Ketua MPR RI Sudarto Danusubroto dalama cara Forum Pemred. Sejumlah fraksi DPR pun menyambut positif usulan tersebut. Wacana ini lagi-lagi menguat dalam Forum Pemred.


Ahmad Rilyadi menjelaskan, dalam pesan singkat yang diterima pagi ini, (Senin, 16/12), komitmen itu sangat diperlukan karena sejak reformasi UUD telah mengalami 4 kali amandemen. Artinya, jika GBHN disepakati dihidupkan lagi, maka UUD harus diamandemen lagi. Dengan mengamandemen UUD, maka ada konsekuensi yang harus dijalankan terkait ketatanegaraan.

"Harus ada reformat ketatanegaraan yang baru. Dulu GBHN merupakan produk MPR, dan presiden adalah mandataris MPR. Sekarang semua berubah, presiden langsung dipilih rakyat, dan bukan mandataris MPR. Kalau GBHN kembali diproduksi MPR, apakah akan juga mengikat presiden? Lantas format aturan yang baru seperti apa?" ujarnya.

Namun begitu, dia menambahkan, keberadaan GBHN bisa memberi standar penilaian keberhasilan pembangunan akan lebih terukur dan objektif. "Jika disepakati, GBHN juga mengurangi celah klaim keberhasilan yang bernuansa pencitraan, karena paramater sudah jelas," demikian Ahmad Rilyadi. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya