Berita

tb silalahi/net

Hukum

TB Silalahi Serahkan BAP Politik Uang Kongres Demokrat ke Penyidik

RABU, 11 DESEMBER 2013 | 18:21 WIB | LAPORAN:

. Sekretaris Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat, Letjen (Purn) Tiopan Bernhard Silalahi atau akrab dipanggil TB Silalahi, membeberkan bukti aliran dana dari mantan politisi Demokrat, Anas Urbaningrum, saat pemilihan ketua umum partai dalam Kongres Partai Demokrat di kota Bandung, pada 2010 silam.

"Dulu beberapa orang mantan Ketua DPC (Demokrat) datang mengadu ke kami Komisi Pengawas. Mereka mempersoalkan masalah Muscab (Musyawarah Cabang). Kemudian mereka bilang bermasalah di Kongres, ada yang beri duit dan sebagainya," kata TB Silalahi usai diperiksa penyidik di kantor KPK, Jakarta, Rabu (11/12).

TB Silalahi kala itu menerima pengaduan selaku Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat. Hal itu pun sudah diakuinya ke penyidik KPK yang memeriksanya lebih dari 6 jam hari ini.


Dia akui juga bahwa setelah adanya pengaduan politik uang di Kongres Bandung, Komisi Pengawas langsung membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP). BAP itu juga sudah diserahkan Silalahi ke penyidik, dalam pemeriksaan tadi.

"Itulah yang saya berikan ke KPK. Itulah yang jadi konten berita. Tapi apa yang ada di dalamnya (BAP) silakan tanya ke KPK," kata mantan menteri era Orde Baru ini.

Anas Urbaningrum ditetapkan KPK sebagai tersangka pada Jumat, 22 Februari 2013 setelah  KPK menemukan dua alat bukti terkait dugaan penerimaan hadiah atau janji saat masih menjabat anggota DPR tahun 2009 lalu menyangkut proses pelaksanaan dan perencanaan pembangunan P3SON Hambalang dan proyek-proyek lainnya.  Salah satu hadiah yang diduga diterima Anas adalah sebuah mobil Toyota Harrier dari perusahaan kontraktor proyek sport center Hambalang dan sejumlah uang.

Anas disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU 31/1999 sebagaimana diubah oleh UU 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mengacu pada pasal tersebut, maka Anas Urbaningrum terancam hukuman maksimal 20 tahun kurungan penjara. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya