Berita

FOTO:RMOL

Hukum

Anak SBY Tantang KPK Periksa Edhie Baskoro

SENIN, 09 DESEMBER 2013 | 16:20 WIB | LAPORAN:

Salah satu semangat reformasi dan berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah berkomitmen memberantas virus korupsi. Tapi agaknya penegakan hukum sebagai panglima belum menjadi jargon popular dalam sejarah perjalanan berbangsa dan bernegara di Indonesia

"Buktinya saja dua kasus besar, BLBI dan Century. Apa berani KPK membongkar dua skandal ini?," lantang koordinator Aliansi Nasional Anti Korupsi (ANAK-SBY), Syafii Muhammad saat berorasi di depan gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/12).

Syafii mengingatkan, masih banyak kasus korupsi lainnya, disamping BLBI dan Century, juga belum dituntaskan oleh KPK. Pengusutannya pun terkesan tebang pilih. Kasus suap di lingkungan SKK Migas, contohnya. Sampai sekarang KPK belum pernah memanggil maupun meminta keterangan dari Edhie Baskoro yang tak lain putra bungsu Presiden SBY.


Padahal, dari catatan Anak SBY, kata Syafii memaparkan,  mantan kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini dan pelatih golfnya, Deviardi dalam kesaksian keduanya terhadap terdakwa, Simon Gunawan Tanjaya (pejabat Kernel Oil Indonesia) di muka pengadilan menyebut bahwa bos Kernel Oil di Singapura, Widodo Ratanachaitong pernah bilang punya jaringan sampai ke Istana Negara, DPR, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono.

"Kalau memang derajat dan kedudukan masyarakat di mata hukum adalah sama, maka tidaklah harus memandang dia pejabat maupun anak pejabat," kritiknya.

Di Hari Anti Korupsi Sedunia ini, menurut dia, KPK harus bisa membuktikan diri bukan alat penguasa maupun parpol tertentu. Salah satunya dengan segera memeriksa  Edhie Baskoro atas dugaan terlibat kasus korupsi Hambalangan dan SKK Migas.

"KPK tidak boleh tebang pilih dalam memberantas berbagai kasus korupsi yang terjadi,"  tuntutnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya