Kapolri Jenderal Sutarman membantah memiliki hubungan dengan kasus korupsi pembangunan pusat olah raga di Bukit Hambalang, Bogor. Terkait penyebutan namanya dalam berita acara pemeriksaan (BAP) saksi Sylviana Sholeha alias Bu Pur, Jenderal bintang empat itu mengaku tidak mengenal sosok Bu Pur.
"Wah, kalau urusan Hambalang tidak ada kaitannya. Orang-orang itu saya tidak kenal," tegas Sutarman saat dikonfirmasi wartawan, Jumat malam (6/12).
Dikabarkan, dalam BAP Bu Pur yang beredar di kalangan wartawan, Sutarman diminta bantuannya untuk mengamankan proyek Hambalang dari aksi penolakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ketika dirinya masih menjabat Kapolda Metro Jaya. Permintaan bantuan itu dilakukan Bu Pur melalui istri Sutarman yang bernama Ely.
Kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana tertulis dalam BAP, Bu Pur yang menjadi saksi untuk tersangka Deddy Kusdinar menjelaskan proses permintaan bantuan tersebut.
Dituliskan, pada 2010 seorang bernama Widodo Wisnu Sayoko yang disebut sepupu Presiden menelpon Bu Pur. Dia menyampaikan bahwa ada oknum di Kemenpora yang meminta bantuan keamanan dari aksi penolakan LSM terhadap pembangunan Hambalang.
Bu Pur lalu menghubungi Ely untuk meminta bantuan suaminya yang kala itu menjabat Kapolda Metro Jaya. Ely pun menyanggupi permintaan tersebut dan akan menghubungi Bu Pur kembali setelah permintaan itu disampaikan ke Sutarman.
Kemudian, Bu Pur bersama Widodo dan seorang oknum dari Kemenpora menemui Sutarman di kantornya. Mereka berangkat masing-masing dan bertemu di ruang tamu dekat ruangan ajudan. Di ruangan itulah Bu Pur diperkenalkan oleh Widodo kepada Deddy Kusdinar.
[dem]