megawati soekarnoputri/net
Kader PDI Perjuangan sedang menunggu keputusan penting Bu Mega soal siapa yang menjadi calon presiden di arena 2014. Nama Joko Widodo melambung di tengah berbagai spekulasi. Walau titah sang ketua umum adalah komando tertinggi partai. namanya juga partai politik yang diisi mahluk politik, beragam opini dan skenario perlahan bermunculan dari internal banteng.
Sejauh ini, pengurus PDIP begitu memperhitungkan elektabilitas Jokowi yang jauh melebihi calon presiden lain. Bahkan, dalam survei internal pun kabarnya Jokowi mampu meraup suara yang jauh mengungguli Megawati.
Tapi, bukan berarti Mega benar-benar habis ditinggal sendiri. Kelompok kader yang sepuh, loyal dan militan dikabarkan masih menjagokan putri Bung Karno itu. Mantan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Mardiyo, adalah salah satu kader senior banteng yang menegaskan dukungannya kepada Mega untuk maju kembali ke Pilpres.
"Saya yakin, Mega yang paling layak untuk dicalonkan sebagai capres PDIP dibandingkan siapapun kader lain. Kepemimpinan Mega sudah terbukti dan diakui bukan cuma oleh kader PDIP tetapi bangsa ini," katanya kepada redaksi beberapa waktu lalu.
Dukungan Mardiyo kepada Mega ini sepertinya mementahkan sejarah pahit dirinya dengan Mega di Pilkada Jateng tahun 2003. Saat itu, Mardiyo sempat dipasang sebagai satu-satunya calon gubernur Jawa Tengah yang diajukan Fraksi PDIP di DPRD setempat. Tetapi pengurus pusat di bawah komando Mega menolak rekomendasi akar rumput. Mardiyo tersingkir oleh Mardiyanto, kandidat incumbent yang akhirnya menjadi jagoan DPP PDIP di Pilkada Jawa Tengah dan memenangkan Pilkada.
Sempat terjadi konflik panas antara kader PDIP di Jateng dengan DPP. Mardiyo terpental dari jabatan Ketua DPD PDIP Jateng. Kabarnya, tak lama setelah itu, akumulasi kekecewaan Mardiyo bersama pendukungnya berbuah pada keputusan untuk pindah partai. Namun, kini Mardiyo hendak melupakan sejarah hitam tersebut. Tokoh sepuh partai ini memutuskan untuk kembali turun gunung dan mendukung habis-habisan Mega yang ayahnya, Bung Karno, sangat dikagumi oleh Mardiyo.
Terkait dengan suhu politik di PDIP, beberapa waktu lalu, seorang petinggi PDIP pusat mengumbar tiga skenario PDIP ke media massa. Pertama, memasangkan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi). Kedua, mengusung Jokowi sebagai calon presiden dengan kader internal sebagai pendamping. Sedangkan ketiga adalah menyandingkan Jokowi dengan orang dari luar partai.
Dari tiga skenario itu, dapat dipetakan tiga kelompok besar yang sedang memperebutkan hati Bu Mega. Pertama, mereka yang ingin Jokowi sebagai capres bergandengan dengan seorang kader internal. Kelompok dua, mereka yang ingin Jokowi menjadi capres tanpa mempedulikan siapa pendampingnya. Sedangkan yang terakhir, kelompok kader yang kokoh mengusung Mega putri Bung Karno sebagai capres apapun harga yang harus dibayar.
Kelompok pertama didominasi para pentolan partai yang saat ini memegang jabatan-jabatan penting. Kelompok kedua dipadati barisan pengusaha yang dekat dengan PDIP. Sementara kelompok ketiga diwarnai para kader senior yang loyalitasnya pada Mega tanpa batas.
[ald]