Berita

anies baswedan/net

Politik

Anies: Jangan Perkeruh Suasana dengan Stigma Mayoritas-Minoritas

KAMIS, 05 DESEMBER 2013 | 12:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Masalah pluralisme adalah masalah penegakan hukum oleh negara tanpa pandang suku, agama, ras atau latar belakang golongan apapun. Kalau publik diwajibkan untuk toleran pada perbedaan, maka publik juga mesti diharuskan untuk tidak toleran terhadap kekerasan.

Demikian pesan penting yang disampaikan salah satu peserta Kovensi Capres Partai Demokrat, Anies Baswedan, saat kemarin ia berkunjung ke kantor redaksi Rakyat Merdeka, Gedung Graha Pena, Jakarta. Anies yang datang bersama tiga orang dari tim suksesnya tidak hanya membahas seputar politik, kepemimpinan nasional yang ideal atau runyamnya konvensi Demokrat.

Anies menyajikan banyak pembahasan isu kebangsaan, termasuk mengenai komitmen membangun pluralisme di Indonesia dan keprihatinannya saat ini akibat stigma "minoritas" dan "mayoritas" yang secara sadar tak sadar dikembangkan oleh media massa. Menurutnya, pengkotak-kotakan itu menghancurkan cita-cita hidup ber-bhineka tunggal ika.


"Seperti kasus di Sampang (Madura), misalnya. Kita jangan bicara Sunni atau Syiah. Tapi bicaralah bahwa itu kasus warga negara yang berkonflik. Jadi tugas negara melindungi semua warga negaranya itu," tegasnya.

Dia mencontohkan, bagaimana jika seorang aparat keamanan negara yang harus bertugas menjaga kelompok masyarakat yang berbeda keyakinannya dengan dirinya sendiri namun mendapat intimidasi dari kelompok lain. Tentu kalau masalah perbedaan keyakinan itu yang dibesar-besarkan akan ada polemik tersendiri di lapangan.

Lagi menurut cucu pejuang nasional AR Baswedan itu, media massa sering memperumit masalah dengan menempelkan identitas minoritas dan mayoritas dalam pemberitaan konflik. Hal itu yang akhirnya memperkeruh suasana karena orang tak lagi memikirkan bagaimana memecahkan persoalan, tetapi fokus pada perbedaan itu sendiri.

"Seharusnya pembelaan kita adalah pada pembelaan warga negara," tegasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya